Apakah Bulan pernah marah saat siang datang dan mengganti kekuasaannya ?
Tak lelahkah dia?
Apakah Matahari juga pernah marah saat bulan yang hanya memantulkan cahayanya dipuji puji sedangkan dia sendiri diacuhkan?
Juga tak lelahkah dia ?
Apakah Bumi pernah berhenti berputar karena seluruh makhluk di dalamnya tak menyadari perputarannya?
Aku yakin mereka tak pernah lelah.
Apakah bunga pernah marah saat madunya dihisap kupu-kupu lantas kupu kupu itu pergi melupakannya?
Apakah ayam pernah berhenti berkokok di pagi hari karena ummat manusia tak pernah menghiraukannya?
Karena manusia terlalu asyik dengan kenyamanan tidur dan keindahan mimpi mereka?
Apakah karang-karang tak pernah merasa sakit ketika ombak menyerang mereka bertubi tubi? Tanpa belas kasih, tanpa hati nurani?
Apakah mereka pernah menangis ?
Apakah mereka pernah bersedih?
Apakah mereka pernah kecewa?
Atau jangan jangan kita yang tak peka terhadap apa yang mereka rasakan ?
Kenapa kita abaikan mereka? Kenapa kalian abaikan mereka? Kenapa engkau abaikan mereka?
Bukankah mereka pun makhluk Tuhan, sama seperti engkau?
Bukankah mereka pun makhluk biasa seperti engkau?
Apakah karena mereka biasa dan tak istimewa sehingga mereka engkau abaikan?
Apakah karena mereka biasa dan tak istimewa sehingga mereka pantas engkau abaikan?
Sebuah Frekwensi
Kami terlalu terkekang
oleh kotak..kami terlalu
terbatas untuk
beranjak.tak ada satu
guru pun yang ajarkan
kami dunia luar. Yang
kami tahu hanya
matematika,
fisika,biologi,ekonomi,.katanya
ilmu pasti.pasti apanya?
Semua tentang kehidupan
dan bukan
kehidupan..kami harus
memilih yang
mana.,sedangkan kami
pun tak tahu seperti apa
kehidupan..
omongan kami terlalu
tinggi untuk didengar.
Atau mungkin juga
terlalu rendah untuk diterima. Kami
hanya berkata semampu
kami, kami pun tak
mampu mengira
frekwensi yang tepat..
omongan kami terlalu
tinggi untuk didengar.
Atau mungkin juga
terlalu rendah untuk diterima. Kami
hanya berkata semampu
kami, kami pun tak
mampu mengira
frekwensi yang tepat..
oleh kotak..kami terlalu
terbatas untuk
beranjak.tak ada satu
guru pun yang ajarkan
kami dunia luar. Yang
kami tahu hanya
matematika,
fisika,biologi,ekonomi,.katanya
ilmu pasti.pasti apanya?
Semua tentang kehidupan
dan bukan
kehidupan..kami harus
memilih yang
mana.,sedangkan kami
pun tak tahu seperti apa
kehidupan..
omongan kami terlalu
tinggi untuk didengar.
Atau mungkin juga
terlalu rendah untuk diterima. Kami
hanya berkata semampu
kami, kami pun tak
mampu mengira
frekwensi yang tepat..
omongan kami terlalu
tinggi untuk didengar.
Atau mungkin juga
terlalu rendah untuk diterima. Kami
hanya berkata semampu
kami, kami pun tak
mampu mengira
frekwensi yang tepat..
Ketika 1+1=3
sebuah tanda tanya besar pun muncul.
Bersama kemungkinan kemungkinan logis, tak logis atau apalah...
Apa ini? Apa begini? Apa begitu? Apa seperti ini? Ah..mungkin seperti ini?
Yang ada hanya apa apa dan apa.
Tak ada waktu tuk pikirkan semua ini.
Dunia tak kan berhenti berputar meski jawaban apa telah kau dengar.
1+1=3 mungkin masih bisa kuterima.
Tapi jika 1+1=4, logikaku tak sampai di situ. Nuraniku tak sampai di situ. Ilmu ikhlasku pun tak kusanggupi sampai disitu.
Kenapa pelangi itu harus indah jika manusia tak paham keindahanya?
Kenapa pelangi harus indah jika hanya sekedar menjadi tontonan dan lenyap begitu saja?
Kenapa harus ada warna merah dan biru? Hitam dan putih? Kuning dan hijau?
Kenapa tak cukup putih saja?
Kenapa tak cukup hitam saja,
Agar semua sama dan tak perlu ada lagi perbedaan yang memusingkan..
Ini bukan tentang pelangi yang indah, atau perbedaan warna yang memusingkan.
Ini tentang semua kemungkinan yang ingin terjawab
kemungkinan terberatku, 1+1=4
Bersama kemungkinan kemungkinan logis, tak logis atau apalah...
Apa ini? Apa begini? Apa begitu? Apa seperti ini? Ah..mungkin seperti ini?
Yang ada hanya apa apa dan apa.
Tak ada waktu tuk pikirkan semua ini.
Dunia tak kan berhenti berputar meski jawaban apa telah kau dengar.
1+1=3 mungkin masih bisa kuterima.
Tapi jika 1+1=4, logikaku tak sampai di situ. Nuraniku tak sampai di situ. Ilmu ikhlasku pun tak kusanggupi sampai disitu.
Kenapa pelangi itu harus indah jika manusia tak paham keindahanya?
Kenapa pelangi harus indah jika hanya sekedar menjadi tontonan dan lenyap begitu saja?
Kenapa harus ada warna merah dan biru? Hitam dan putih? Kuning dan hijau?
Kenapa tak cukup putih saja?
Kenapa tak cukup hitam saja,
Agar semua sama dan tak perlu ada lagi perbedaan yang memusingkan..
Ini bukan tentang pelangi yang indah, atau perbedaan warna yang memusingkan.
Ini tentang semua kemungkinan yang ingin terjawab
kemungkinan terberatku, 1+1=4