Bulan Februari nanti mungkin aku akan "istirahat" dulu dari dunia tulis menulis online. Aku tidak akan mengisi blog, tumblr, facebook, instagram atau media lain dengan tulisan panjang panjang, kecuali cuitan pendek yang ringan dan tidak perlu berpikir keras untuk mencernanya. Mungkin ini agak bertolak belakang dengan salah satu isi resolusiku tahun ini (menulis di blog minimal 60 tulisan). Tidak ada alasan spesifik, hanya ada beberapa hal yang perlu dipikirkan ulang.
Every hero needs a break. Spiderman pernah merasa galau apakah yang selama ini ia lakukan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat New York, melihat reaksi negatif dari pemberitaan, polisi, dan reaksi orang-orang di sekitarnya. Kuliah Peter Parker bahkan terbengkalai gara-gara ia sibuk menangkap para penjahat yang berkeliaran. Hancock harus bersabar diri ditangkap polisi atas aksi-aksi heroiknya demi melihat respon masyarakat dengan ketidakhadirannya. Iron Man dalam film Captain America: Civil War merasa aksi-aksinya membasmi kejahaatn malah menghancurkan kota dan membahayakan penduduk. Satu orang bahkan dilaporkan tewas akibat sebuah aksinya bersama Avengers. Aku memang bukan super hero seperti mereka yang berusaha menyelamatkan manusia dan menumpas kejahatan. Lewat tulisan, aku hanya berusaha menyampaikan pesan-pesan yang aku harap bisa berguna bagi orang banyak (meski belum pasti juga banyak orang mau membacanya).
Hicksaw Ridge
Judul : Hicksaw Ridge
Tahun Tayang : 2016
Sutradara : Mel Gibson
Pemeran Utama : Andrew Garfield (Desmond Doss)
Sam Worhington (Captain Glover)
Vince Vaughn (Sgt Howell)
Teresa Palmer (Dorothy Schute)
Latar cerita terjadi pada saat perang dunia II. Desmond kecil berkelahi dengan kakaknya yang berujung Desmond memukul kepala kakaknya dengan batu dan hampir menyebabkannya tewas. Desmond menyadari salah satu larangan Tuhan-nya adalah tidak boleh membunuh. Ayah Desmond, Tom Doss adalah tentaara pada masa perang dunia I. Sekembali dari medan perang, Tom Doss menjadi pemabuk berat. Dia sering berlaku kasar kepada ibunya, Bertha Doss. Ketika ayah dan ibu Desmond bertengkar hebat, Tom Doss menodongkan pistol ke arah Bertha namun untungnya pistol itu bisa direbut Desmond. Desmond balik menodongkan pistol itu kepada ayahnya namun emosi Desmond cepat mereda dan tidak jadi menembak ayahnya. Sejak saat itu, Desmond bertekad tidak mau menyentuh senjata lagi.
Ketika sedang memperbaiki gereja, Desmond melihat kecelakaan mobil. Korban kecelakaan masih hidup dan Desmond berhasil membawanya ke rumah sakit. Di sanalah Desmond pertama kali bertemu dengan Dorothy Schute yang kemudian menjadi kekasihnya.
Desmond tercatat sebagai orang yang menentang perang. Namun keganasan PD II membuatnya ingin mendaftar menjadi tentara. Desmond ingin menjadi petugas medis yang menyelamatkan banyak tentara di medan perang. Di tempat pelatihan, Desmond mendapat perlakuan tidak mengenakan karena dia kukuh tidak mau memegang senjata. Para petinggi dan teman-teman tentaranya menganggap Desmond pengecut dan hanya akan membahayakan dirinya dan orang lain jika Desmond tetap menjadi tentara. Namun itu semua sama sekali tidak menyurutkan tekad dan prinsipnya. Desmond tetap ingin menjadi tentara dan tidak mau memegang senjata. Akhirnya, Desmond menjadi satu-satunya tentara yang pergi ke medan perang tanpa membawa senjata.
Kesatuan yang dipimpin Captain Glover bertugas merebut tebing Hacksaw dari penguasaan tentara Jepang. Desmond termasuk salah satu tentara di dalamnya yang bertugas sebagai tenaga medis. Awalnya tentara AS berhasil memukul mundur lawan. Ketika fajar terbit, tentara Jepang melakukan serangan balasan yang mengejutkan tentara AS. Banyak tentara AS terluka dan meninggal yang akhirnya mereka harus menuruni tebing Hacksaw. Di tengah penyerbuan itu Desmond terus berusaha menyelamatkan tentara lainnya. Dia bahkan masih berada di tebing ketika semua tentara AS telah kembali ke pangkalannya. Di atas, Desmond terus mencari tentara yang masih hidup dan bisa diselamatkan. Desmond bekerja sampai malam datang. Sebanyak 75 orang berhasil diselamatkan Desmond sendirian. Keberaniannya ini membangkitkan semangat juang tentara lain dan akhirnya tebing Ricksaw pun berhasil diduduki. Jepang kalah dalam pertempuran. Desmond mendapatkan penghargaan atas keberaniannya ini.
Hacksaw Ridge diangkat dari kisah nyata. Desmond Doss menjadi salah satu pahlawan bagi Amerika. Desmond menjadi orang pertama penentang perang yang mendapat anugerah penghargaan tertinggi Amerika untuk keberanian perang. Desmond dan Dorothy kemudian menikah hingga Dorothy meninggal tahun 1991. Hingga saat ini, keberanian Desmond terus diingat oleh rakyat Amerika.
Hacksaw Ridge tidak hanya menyuguhkan cerita tentang kejamnya perang. Film ini juga menyajikan drama dan mengajarkan banyak keteladanan pada kita yang salah satunya adalah untuk memegang teguh apa yang kita yakini kebenarannya. Betapapun besarnya hal coba merubah kita menjadi orang lain, kita harus teguh memegang prinsip
Gambar diambil dari sini
The Vow
Judul : The Vow
Tahun Tayang : 2012
Sutradara : Michael Sucsy
Pemeran utama : Rachel McAdams (Paige)
Channing Tatum (Leo)
Kecelakaan membuat Paige koma selama beberapa hari. Setelah sadar, Paige kehilangan sebagian ingatannya. Dia tidak mengingat pernikahannya dengan Leo. Dia tidak mengingat dirinya telah meninggalkan keluarganya. Yang Paige ingat adalah bahwa dirinya masih bertunangan dengan dengan Jeremy.
Awalnya Paige tidak percaya bahwa Leo adalah suaminya. Setelah keluar dari rumah sakit, Paige akan kembali tinggal bersama dengan kedua orang tuanya. Namun Leo berhasil membuat Paige percaya dengan membawa bukti bahwa mereka sudah menikah. Leo berpikir ingatan Paige akan cepat pulih bila Paige kembali ke kehidupan normalnya sebelum kecelakaan terjadi. Leo berusaha membantu mengembalikan ingatan Paige namun yang Leo terima adalah perlakuan tidak mengenakkan dari Paige sendiri dan keluarganya. Leo akhirnya menyerah. Mungkin itu yang jalan terbaik bagi dirinya dan Paige.
Setelah berpisah dengan Leo, Paige mengetahui rahasia yang selama ini berusaha ditutupi oleh keluarganya, tentang alasan kenapa Paige pergi meninggalkan rumah. Paige "putus kembali" dengan Jeremy. Dia keluar dari kuliah hukumnya dan kembali mempelajari tentang seni. Ingatan Paige memang tidak pernah kembali. Namun alam bawah sadarnya membimbingnya untuk melakukan apa yang dulu dia lakukan sebelumnya. Paige kembali menemui Leo.
Kisah ini terinspirasi dari kejadian nyata Antara Kim dan Krickitt. Cerita mereka bisa dibaca di sini
Cerita yang segar membuat film ini menarik untuk ditonton, terlebih kemistri yang terjadi antara Channing Tatum dan Rachel McAdams terjalin dengan sangat baik. Film ini menyajikan drama romantis yang cocok ditonton bagi mereka yang menyukai film-film drama.
Gambar diambil dari sini
Leap Year
Judul : Leap Year
Tahun Tayang : 2010
Sutradara : Anand Tucker
Pemeran Utama : Amy Adams (Anna Brady)
Matthew Goode (Declan O'Callaghan)
Libby, teman Anna, memberi tahu Anna bahwa Jeremy baru keluar dari toko perhiasan. Mereka menyangka Jeremy membeli cincin untuk melamar Anna yang sudah lama menjadi pacarnya. Mendapat kabar ini, Anna sangat antusias. Dia menanti-nanti seperti apa lamaran yang akan dilakukan Jeremy kepadanya.
Di waktu pertemuan, Jeremy ternyata bukan hendak melamar Anna. Dia hanya memberinya sepasang anting, bukan cincin. Di tengah makan malam mereka, Jeremy harus segera ke rumah sakit menolong pasien jantung yang sedang kritis.
Anna mendengar cerita jika di Dublin, Irlandia ada tradisi unik pada tanggal 29 Februari ketika tahun kabisat. Di Dublin pada tanggal itu wanita banyak yang melamar pacar perempuannya. Ini menarik Anna. Kebetulan dua hari ke depan Jeremy akan berada di Dublin untuk menghadiri seminar tentang kardiologi.
Anna menyusul Jeremy ke Dublin, namun di tengah perjalanan terjadi badai besar yang mengharuskan pesawat mendarat darurat di Cardiff, Wales. Di tengah badai Anna nekad menyewa perahu untuk pergi ke Cork. Namun ombak yang tinggi terpaksa membuat perahu menepi di Dingle. Di sanalah Anna pertama kali bertemu dengan Declan, pemuda desa yang memiliki masa lalu tidak menyenangkan. Declan membenci Dublin. Baginya, kota itu hanya dipenuhi dengan para penipu. Namun karena terdesak rentenir, Declan akhirnya bersedia mengantar Anna ke Dublin. Dari sanalah petualangan mereka dimulai. Petualangan yang akhirnya membuat mereka sadar apa arti cinta sejati dan membawa mereka pada seseorang yang layak untuk mereka perjuangkan.
Leap Year begitu mengeksplorasi keindahan alam Irlandia. Tebing-tebing tinggi, kastil tua, pedesaan yang indah diperlihatkan dengan sangat menarik. Cerita romantis yang diselingi kisah tragis dan komedi membuat film ini tidak membosankan dan layak untuk dinikmati.
Gambar diambil dari sini
Jakarta Tercinta
Jakarta Tercinta Sudah Jadi Hutan Gedung Bertingkat
Demi memenuhi resolusi di tahun ini (beli bakso di 5 kota berbeda), siang ini aku janjian beli bakso dengan teman teman di Jalan Sudirman-Jakarta. Sebenarnya momen ini tidak sekedar untuk beli bakso saja. Ini adalah kali pertama aku naik kereta api sendirian, tidak bareng teman. Dulu kalau ke Jakarta atau ke mana saja naik kereta, aku pasti ditemani. Bila ada apa-apa di jalan, ada yang bisa kuajak diskusi. Tapi tidak kali ini. Aku harus memutuskan sendiri.
Apa lagi yang kita punya selain (n/t)ekad? Ngadepin mesin loket otomatis sendiri, tanya petugas kereta mana yang harus kunaiki-sendiri. Sejujurnya, itu menjadi tantangan yang menyenangkan.
Sampai di Stasius Sudirman, Siska dan Kak Arman sudah menunggu, Menyusul Tika yang pergi ke Tanah Abang dulu. Begitu keluar dari stasiun, hatiku langsung getir. Ciut. Ini menyeramkan. Sejauh mata memandang, yang terlihat hanyalah jalan raya yang padat dan bangunan bertingkat berpuluh lantai yang menjulang ke langit. Sepertinya jika aku harus tinggal di kota ini, aku tidak akan betah lama. Lebih menyenangkan pergi ke hutan pohon dibanding hutan yang terdiri dari beton.
Pulangnya, aku dan kawan kawan naik busway, angkutan umum yang digadang-gadang menjadi alternatif angkutan untuk mengurangi kemacetan. Ini juga pengalaman pertama buatku, dan sama sekali tidak menyenangkan. Ketika sampai halte, kami harus cepat-cepat lompat ke dalam bus bila tidak ingin menunggu armada selanjutnya yang datangnya cukup lama. Di dalam bus pun harus berdesak-desakan. Tidak heran jika banyak berita bermunculan tentang pelecehan pada perempuan di dalam busway ini. Bila orang yang masih awam sepertiku naik busway dan tidak tahu Jakarta, akan kesulita kita harus naik di halte mana, lewat gate mana, dan turun di halte mana. Belum lagi ada jarak dua halte yang berjauhan. Terbayang kalau kita sudah kebelet untuk buang air sementara halte selanjutnya masih jauh. Belum lagi banyak motor goblok (astagfirullaah) yang seenaknya masuk jalur busway. Ini parah. Bila ada motor yang tertabrak bus lantaran masuk jalur busway, tetap saja sopir bus yang akan disalahkan.
Nyambung ke pilkada gurbernur DKI yang akan segera dilaksanakan. Aku memang bukan warga Jakarta. Aku tidak akan ikut dalam pemilu, tidak pula memiliki kepentingan atasnya. Debat kemarin juga aku tidak nonton. Tapi bukan berarti aku tidak memperhatikan. Jika aku warga jakarta, aku masih bingung akan memilih yang mana. Calon yang satu, menjanjikan dana 1 milyar tiap RW dan BLT. Itu uangnya dari mana? BLT juga selama ini banyak yang tidak tepat sasaran. Yang satu tegas, tapi kasar. Relokasi warga gusuran ke rumah susun memangnya sukses? Yang satu lagi menjanjikan membuka lapangan kerja baru. Secara pandanganku yang orang awam, banyaknya lapangan kerja malah akan semakin mengundang pendatang dari luar daerah untuk berbondong ke Jakarta. Di mana ada gula, semut akan berbondong mendekat. Jakarta sudah macet. Semakin banyak orang memenuhi jakarta, semakin macet kota ini. Tapi yaa... semua tergantung pada para pemilih mau memilih yang mana nanti.
Demi memenuhi resolusi di tahun ini (beli bakso di 5 kota berbeda), siang ini aku janjian beli bakso dengan teman teman di Jalan Sudirman-Jakarta. Sebenarnya momen ini tidak sekedar untuk beli bakso saja. Ini adalah kali pertama aku naik kereta api sendirian, tidak bareng teman. Dulu kalau ke Jakarta atau ke mana saja naik kereta, aku pasti ditemani. Bila ada apa-apa di jalan, ada yang bisa kuajak diskusi. Tapi tidak kali ini. Aku harus memutuskan sendiri.
Apa lagi yang kita punya selain (n/t)ekad? Ngadepin mesin loket otomatis sendiri, tanya petugas kereta mana yang harus kunaiki-sendiri. Sejujurnya, itu menjadi tantangan yang menyenangkan.
Sampai di Stasius Sudirman, Siska dan Kak Arman sudah menunggu, Menyusul Tika yang pergi ke Tanah Abang dulu. Begitu keluar dari stasiun, hatiku langsung getir. Ciut. Ini menyeramkan. Sejauh mata memandang, yang terlihat hanyalah jalan raya yang padat dan bangunan bertingkat berpuluh lantai yang menjulang ke langit. Sepertinya jika aku harus tinggal di kota ini, aku tidak akan betah lama. Lebih menyenangkan pergi ke hutan pohon dibanding hutan yang terdiri dari beton.
Pulangnya, aku dan kawan kawan naik busway, angkutan umum yang digadang-gadang menjadi alternatif angkutan untuk mengurangi kemacetan. Ini juga pengalaman pertama buatku, dan sama sekali tidak menyenangkan. Ketika sampai halte, kami harus cepat-cepat lompat ke dalam bus bila tidak ingin menunggu armada selanjutnya yang datangnya cukup lama. Di dalam bus pun harus berdesak-desakan. Tidak heran jika banyak berita bermunculan tentang pelecehan pada perempuan di dalam busway ini. Bila orang yang masih awam sepertiku naik busway dan tidak tahu Jakarta, akan kesulita kita harus naik di halte mana, lewat gate mana, dan turun di halte mana. Belum lagi ada jarak dua halte yang berjauhan. Terbayang kalau kita sudah kebelet untuk buang air sementara halte selanjutnya masih jauh. Belum lagi banyak motor goblok (astagfirullaah) yang seenaknya masuk jalur busway. Ini parah. Bila ada motor yang tertabrak bus lantaran masuk jalur busway, tetap saja sopir bus yang akan disalahkan.
Nyambung ke pilkada gurbernur DKI yang akan segera dilaksanakan. Aku memang bukan warga Jakarta. Aku tidak akan ikut dalam pemilu, tidak pula memiliki kepentingan atasnya. Debat kemarin juga aku tidak nonton. Tapi bukan berarti aku tidak memperhatikan. Jika aku warga jakarta, aku masih bingung akan memilih yang mana. Calon yang satu, menjanjikan dana 1 milyar tiap RW dan BLT. Itu uangnya dari mana? BLT juga selama ini banyak yang tidak tepat sasaran. Yang satu tegas, tapi kasar. Relokasi warga gusuran ke rumah susun memangnya sukses? Yang satu lagi menjanjikan membuka lapangan kerja baru. Secara pandanganku yang orang awam, banyaknya lapangan kerja malah akan semakin mengundang pendatang dari luar daerah untuk berbondong ke Jakarta. Di mana ada gula, semut akan berbondong mendekat. Jakarta sudah macet. Semakin banyak orang memenuhi jakarta, semakin macet kota ini. Tapi yaa... semua tergantung pada para pemilih mau memilih yang mana nanti.
Memeluk Luka
Biarkan
aku memberi ruang pada waktu untuk menggali seberapa dalam luka. Pada hujan yang mengguyur segala lara. Pada
malam yang semakin gulita. Biarkan
mereka pergi sejauh mana mereka bisa, sampai sakit merasa sakit sampai lelah
merasa lelah, sampai aku mampu bangkit untuk memeluk luka. Maka bila kau lihat aku sekarat dalam gelap
dan guyuran hujan, biarkan saja demikian adanya. Cukup percaya saja bahwa di suatu saat
kemudian aku akan kembali baik-baik saja.
Candu
Mau bahas Lagu Awkarin yang judulnya Candu?
Ah... tentu saja bukan. Sudah terlalu banyak orang berkomentar tentang lagu itu. Mungkin aku hanya ingin menambahkan sedikit, betapa "jenius"nya si pencipta lagu memilih seorang Karin Novilda untuk menyanyikan lagunya.
Back to the laptop.
Terlalu aktif di media sosial ternyata kadang melelahkan. Memang benar komunikasi menjadi (sedikit) lebih lancar. Di saat BBM pending, kita bisa pakai Line. Di saat Line tidak kunjung dibalas, kita bisa pakai WhatsApp. Ketika bosan di instagram, kita bisa beralih ke Path. Dsb dsb. Tapi suatu ketika ada titik jenuhnya juga.
Yang membuat lelah adalah ketika media sosial itu sudah serupa candu yang harus kita konsumsi setiap hari. Kita seolah amat ketergantungan dan sakau bila sehari saja tidak bisa membuka media sosial. Lebih parahnya, setelah memposting sesuatu, entah berupa tulisan atau foto, kita menjadi menanti-nanti, berharap-harap cemas, menunggu ada orang yang memberi like atau komentar pada postingan kita.
Seorang teman pernah berkata, bahwa internet, terutama media sosial, seperti layaknya sebuah pedang. Kalau pedang itu digunakan dengan bijaksana, akan banyak kebaikan dihasilkannya. Tapi ketika pedang itu sembrono kita gunakan, yang terjadi malah akan banyak yang terluka. Bahkan bisa membunuh diri kita sendiri. Bila kita sadar sudah terlalu kecanduan media sosial, mungkin itulah saatnya kita berpikir untuk berhenti, atau setidaknya rehat dari aktivitas bersosialisasi lewat media.
Salah satu hal tersulit bagi orang yang aktif dalam media sosial adalah, menyadari dengan sepenuh hati bahwa tidak semua orang peduli dengan apa yang kita posting. Sebagian orang malah mungkin akan mengabaikannya tanpa melihat terlebih dahulu foto yang kita pajang atau caption yang kita tulis. Padahal kadang kita mencurahkan seluruh pikiran dan perasaan kita untuk membuat caption yang panjang lebar. Di sana mungkin letak keikhlasan diuji. Sebagai tambahan, tidak semua orang yang kita kenal di dunia nyata mau dengan suka rela berteman pula dengan kita di dunia maya.
Hitam Putih Keseimbangan
Pernahkah berpikir mengapa seseorang berbuat jahat padahal sebenarnya dia tidak harus melakukannya? Seorang pejabat kaya raya masih saja mengkorupsi uang rakyat, padahal tanpa melakukan korupsi pun dia sudah kaya tujuh turunan? Seorang pengusaha menyogok oknum pegawai pajak untuk melancarkan usahanya padahal dia tahu tindakan tersebut tidak bisa dibenarkan?
Mungkin karena segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan.
"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah." (Q.S. Adz-Zaariyat:49)
Ada hitam-ada putih
Ada baik-ada buruk (jahat)
Ada yang membangun-Ada yang menghancurkan
Ada yang menjaga-ada yang merusak.
Jadi jangan heran ketika manusia macam Awkarin dan Young Lex hidup di dunia ini. Jangan heran ketika sinetron sinetron tidak mendidik masih bermunculan di layar televisi rumah kita. Kehadiran mereka membuktikan bahwa apa yang tercantum di dalam Surat Adz-Zaariyat ayat 49 itu benar. Aku tidak akan menghakimi apakah perbuatan mereka itu baik atau buruk. Silakan kita masing-masing menyimpulkannya.
Kehadiran Awkarin, Young Lex, dan sinetron-sinetron itu memang fenomenal kontroversial. Banyak yang membenci, namun banyak juga yang menyukainya (kembali kepada konsep berpasang-pasangan). Di saat banyak pemuda masa kini yang menyerukan "pacaran itu haram", Awkarin justru memasang foto dirinya sedang berciuman mesra dengan pacarnya. Parahnya, banyak remaja yang melihatnya, menjadikannya role model, menganggap apa yang mereka lihat adalah sebuah "relationship goal". Ketika guru-guru di kelas mengajarkan budi pekerti yang baik kepada anak muridnya, Young Lex mengkampanyekan boleh nakal asal tidak munafik. Boleh nakal asal berprestasi. Boleh bicara kotor selama dalam batas wajar. Lalu di manakah batas wajar yang dia sebutkan?
Kembali menyoal keseimbangan,dunia akan hancur tanpa kehadiran mereka. Salah! Dunia akan hancur jika tidak ada penyeimbang. Generasi muda akan hancur tanpa ada penyeimbang. Kalau kita menganggap ada orang yang tindakannya bisa menghancurkan, kita harus berusaha menjadi orang yang bisa membangun. Bila kita menganggap ada orang yang bisa merusak, kita harus berusaha menjadi penjaga. Kita harus menjadi penyeimbang supaya "dunia" ini tidak rusak dan hancur.
Mungkin karena segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan.
"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah." (Q.S. Adz-Zaariyat:49)
Ada hitam-ada putih
Ada baik-ada buruk (jahat)
Ada yang membangun-Ada yang menghancurkan
Ada yang menjaga-ada yang merusak.
Jadi jangan heran ketika manusia macam Awkarin dan Young Lex hidup di dunia ini. Jangan heran ketika sinetron sinetron tidak mendidik masih bermunculan di layar televisi rumah kita. Kehadiran mereka membuktikan bahwa apa yang tercantum di dalam Surat Adz-Zaariyat ayat 49 itu benar. Aku tidak akan menghakimi apakah perbuatan mereka itu baik atau buruk. Silakan kita masing-masing menyimpulkannya.
Kehadiran Awkarin, Young Lex, dan sinetron-sinetron itu memang fenomenal kontroversial. Banyak yang membenci, namun banyak juga yang menyukainya (kembali kepada konsep berpasang-pasangan). Di saat banyak pemuda masa kini yang menyerukan "pacaran itu haram", Awkarin justru memasang foto dirinya sedang berciuman mesra dengan pacarnya. Parahnya, banyak remaja yang melihatnya, menjadikannya role model, menganggap apa yang mereka lihat adalah sebuah "relationship goal". Ketika guru-guru di kelas mengajarkan budi pekerti yang baik kepada anak muridnya, Young Lex mengkampanyekan boleh nakal asal tidak munafik. Boleh nakal asal berprestasi. Boleh bicara kotor selama dalam batas wajar. Lalu di manakah batas wajar yang dia sebutkan?
Kembali menyoal keseimbangan,
Napak Tilas
Minggu pagi aku pergi ke kampus untuk lari pagi. Sudah dua minggu
terakhir aku rutin melakukan kegiatan ini di hari minggu. Meski bangun tidur
tadi sempat bimbang karena badan sedikit pegal, aku memaksakan diri pula untuk
berangkat.
Cuaca cerah. Matahari belum begitu terik. Udara masih sangat segar.
Tumben hari ini aku berhasil melaksanakan lari satu putaran lebih tanpa
kelelahan berarti. Padahal hari kemarin
aku habis jalan jalan ke Curug Putri bersama kawan kawan. Selain jarak dari
parkiran menuju curug jauh sekali, jalanan yang naik turun membuat napas kami
sempat tersengal. Tapi mungkin justru perjalanan itulah yang membuat otot
kakiku dan napasku sedikit lebih kuat pagi ini.
Setelah kelelahan, aku beristirahat sambil melemaskan otot otot
dengan berjalan menuju pendopo dekat gedung rektorat. Sesampainya di sana, aku
langsung duduk beristirahat. Di sini
terpasang wifi. Tapi mungkin karena ini hari libur, koneksinya dimatikan oleh pihak kampus. Namun karena hal itu, aku jadi cepat cepat
pulang.
Di perjalanan pulang, aku melewati parkiran dan taman rektorat,
tempat pertama kali aku menginjakkab kaki di kampus ini lima tahun silam. Lima
tahun lebih berselang, memori waktu itu masih terputar dengan jelas di kepala.
Di tempat itu dulu mobil yang mengantarku diparkir. Di tempat itu adik sepupuku
dulu muntah ketika baru turun dari mobil karena mabuk darat. Di tempat itu dulu
keluargaku duduk beristirahat setelah melewati perjalanan panjang yang
melelahkan.
Dulu memang kampus ini bukan pilihan pertamaku untuk berkuliah. Aku
bahkan tidak pernah berpikir untuk mau belajar di sini. Alhasil,
awal-awal kuliah aku belajar tidak dengan sepenuh hati. Sekarang, sulit
sekali rasanya untuk terlepas dari tempat ini. Statusku sebagai alumni tidak
menjadikanku untuk segan masuk ke kampus meski hanya hari libur saja. Entah
bagaimana nanti setelah aku bekerja dan tidak lagi tinggal di kota ini. Mungkin kalau tempat kerjaku tidak begitu
jauh, aku akan sering sering main ke sini.
Lemariliterasi
Kisah Semut Ibrahim
Alkisah, ketika Nabi Ibrahim a.s dibakar oleh Raja Namrud, seekor semut tergopoh-gopoh membawa setetes air di tangannya. Ketika semut tersebut menuju tempat Ibrahim dibakar, dia bertemu dengan seekor gagak hitam.
"Wahai semut, apa yang kau bawa itu?" seru si Gagak.
"Aku sedang membawa air, wahai Gagak." jawab si Semut masih terengah kelelahan.
"Hendak kau bawa air itu? Kenapa kau bersusah susah membawa air yang jumlahnya pun tidak banyak?" si Gagak kembali bertanya.
Sambil terus berjalan, si Semut berusaha tetap menjawab pertanyaan gagak, "Nabi Ibrahim dibakar Raja Namrud! Aku hendak memadamkan api itu dengan air."
Si Gagak tergelak. Perutnya sampai terasa sakit karena terlalu keras tertawa. "Apa kau sudah gila? Mana bisa api itu padam hanya dengan air di tanganmu yang satu tetes pun jumlahnya kurang?"
"Entahlah. Aku hanya tidak suka berdiam diri saja melihat semua keburukan ini terjadi. Air di lautan juga berasal dari rintik-rintik yang kecil, bukan? Semoga Tuhan melihat apa yang sedang kulakukan dan semoga Dia tahu kepada siapa aku berpihak." Kata si Semut yang meneruskan perjalanan, menginggalkan si gagak yang kini sudah berhenti tertawa.
"The only thing necessary for the triumph evil is for good men to do nothing"
"Satu-satunya yang diperlukan untuk kemenangan kejahatan adalah untuk orang-orang baik tak melakukan apapun).”
--Edmud Burke (1729-1797) - Nagarawan Irlandia
***
Kisah, Pendidikan dan Kemajuan Sebuah Bangsa
Aku percaya hal yang paling berperan dalam majunya sebuah bangsa adalah pendidikan. Sebuah negara boleh saja memiliki wilayah yang luas. Sebuah negara boleh saja memiliki sumber daya alam yang kaya. Namun bila pendidikan bangsanya buruk, negara tersebut akan kesulitan untuk berkembang.
Pendidikan tidak hanya tentang duduk di satu ruangan, mendengarkan penjelasan dari guru, menulis hal yang perlu dibuku, menghafal ketika hendak ujian, dan evaluasi belajar sebagai acuan seberapa efektif pelajaran dilakukan. Pendidikan (harusnya) juga berupa pengajaran tentang ahlak, moral, dan budi pekerti. Orang pintar bisa saja menjadi penipu. Orang pintar bisa saja menjadi pejabat yang korup. Orang pintar bisa saja mengeksploitasi kekayaan alam demi kepentingan dirinya sendiri. Namun orang yang berbudi pekerti yang baik tidak akan melakukan itu semua.
Budi pekerti yang baik tidak bisa diajarkan hanya dengan dijejalkan di ruang kelas lewat ceramah-ceramah panjang yang menjenuhkan. Pendidikan budi pekerti adalah pendidikan seumur hidup. Caranya banyak. Salah satunya lewat kisah-kisah yang bisa kita dapat darisebuah cerita.
Aku mulai khawatir terhadap anak-anak usia dini sekarang. Mereka lebih tertarik menonton sinetron kejar tayang yang hanya mementingkan rating tanpa mempedulikan pengajaran kepada para penontonnya. Terlebih para orang tua yang membiarkan hal ini terjadi. Mereka justru malah yang pertama menyalakan televisi. Coba hitung berapa banyak orang tua yang masih membacakan dongeng sebelum anaknya tidur? Coba hitung berapa anak yang masih senang mendengarkan dongeng atau membaca cerita dari dongeng atau kisah lainnya yang syarat degan pengajaran pengajaran moral?
"With an education, you have everything you need to rise above all the noise and fulfill every last one of your dreams."
Michelle Obama- Istri Presiden Amerika Serikat ke-44
Lemariliterasi
Alkisah, ketika Nabi Ibrahim a.s dibakar oleh Raja Namrud, seekor semut tergopoh-gopoh membawa setetes air di tangannya. Ketika semut tersebut menuju tempat Ibrahim dibakar, dia bertemu dengan seekor gagak hitam.
"Wahai semut, apa yang kau bawa itu?" seru si Gagak.
"Aku sedang membawa air, wahai Gagak." jawab si Semut masih terengah kelelahan.
"Hendak kau bawa air itu? Kenapa kau bersusah susah membawa air yang jumlahnya pun tidak banyak?" si Gagak kembali bertanya.
Sambil terus berjalan, si Semut berusaha tetap menjawab pertanyaan gagak, "Nabi Ibrahim dibakar Raja Namrud! Aku hendak memadamkan api itu dengan air."
Si Gagak tergelak. Perutnya sampai terasa sakit karena terlalu keras tertawa. "Apa kau sudah gila? Mana bisa api itu padam hanya dengan air di tanganmu yang satu tetes pun jumlahnya kurang?"
"Entahlah. Aku hanya tidak suka berdiam diri saja melihat semua keburukan ini terjadi. Air di lautan juga berasal dari rintik-rintik yang kecil, bukan? Semoga Tuhan melihat apa yang sedang kulakukan dan semoga Dia tahu kepada siapa aku berpihak." Kata si Semut yang meneruskan perjalanan, menginggalkan si gagak yang kini sudah berhenti tertawa.
"The only thing necessary for the triumph evil is for good men to do nothing"
"Satu-satunya yang diperlukan untuk kemenangan kejahatan adalah untuk orang-orang baik tak melakukan apapun).”
--Edmud Burke (1729-1797) - Nagarawan Irlandia
***
Kisah, Pendidikan dan Kemajuan Sebuah Bangsa
Aku percaya hal yang paling berperan dalam majunya sebuah bangsa adalah pendidikan. Sebuah negara boleh saja memiliki wilayah yang luas. Sebuah negara boleh saja memiliki sumber daya alam yang kaya. Namun bila pendidikan bangsanya buruk, negara tersebut akan kesulitan untuk berkembang.
Pendidikan tidak hanya tentang duduk di satu ruangan, mendengarkan penjelasan dari guru, menulis hal yang perlu dibuku, menghafal ketika hendak ujian, dan evaluasi belajar sebagai acuan seberapa efektif pelajaran dilakukan. Pendidikan (harusnya) juga berupa pengajaran tentang ahlak, moral, dan budi pekerti. Orang pintar bisa saja menjadi penipu. Orang pintar bisa saja menjadi pejabat yang korup. Orang pintar bisa saja mengeksploitasi kekayaan alam demi kepentingan dirinya sendiri. Namun orang yang berbudi pekerti yang baik tidak akan melakukan itu semua.
Budi pekerti yang baik tidak bisa diajarkan hanya dengan dijejalkan di ruang kelas lewat ceramah-ceramah panjang yang menjenuhkan. Pendidikan budi pekerti adalah pendidikan seumur hidup. Caranya banyak. Salah satunya lewat kisah-kisah yang bisa kita dapat darisebuah cerita.
Aku mulai khawatir terhadap anak-anak usia dini sekarang. Mereka lebih tertarik menonton sinetron kejar tayang yang hanya mementingkan rating tanpa mempedulikan pengajaran kepada para penontonnya. Terlebih para orang tua yang membiarkan hal ini terjadi. Mereka justru malah yang pertama menyalakan televisi. Coba hitung berapa banyak orang tua yang masih membacakan dongeng sebelum anaknya tidur? Coba hitung berapa anak yang masih senang mendengarkan dongeng atau membaca cerita dari dongeng atau kisah lainnya yang syarat degan pengajaran pengajaran moral?
"With an education, you have everything you need to rise above all the noise and fulfill every last one of your dreams."
Michelle Obama- Istri Presiden Amerika Serikat ke-44
Lemariliterasi
Taufiq Ismail pernah menyebut Indonesia berada dalam
kondisi “tragedi nol buku”, yaitu generasi yang tidak membaca satu pun buku
dalam satu tahun. Orang Indonesia adalah masyarakat
penonton, bukan masyarakat pembaca, apalagi penulis. Kita lebih senang menonton film yang
diadaptasi dari buku dibanding membaca sendiri bukunya. Kilahnya banyak; harga tiket nonton yang lebih murah dari harga
bukunya-lah, waktu menonton yang lebih singkat dari membaca-lah, dan
sebagainya. Kita cenderung ingin mencapai “puncak kenikmatan” tanpa benar-benar
belajar menikmati proses.
Buku adalah gudang ilmu. Begitu pepatah lama bicara. Sayangnya, kebanyakan dari kita masih menganggapnya angin lalu belaka. Padahal dari buku, kita bisa mendapatkan banyak pelajaran. Dari buku kita bisa mendapat pesan moral yang dapat kita jadikan teladan.
Berawal dari kecintaannya terhadap buku, Fiersa Besari, seorang aktivis penggiat membaca, membuat sebuah akun instagram. Di dalam akun itu dia memposting ulasan dari berbagai jenis buku. Seiring waktu, akun itu semakin besar. Berangkat dari sana, Fiersa Besari bersama teman-temannya mulai mendirikan komunitas Pecandu Buku yang memiliki perpustakaan sendiri. Aku pun tertarik untuk mengikuti jejaknya. Maka dari itu aku ikut membuat akun baru di instagram. Sejujurnya, terlalu muluk bila aku ingin mengikuti Fiersa Besari untuk mendirikan sebuah komunitas. Targetku kini sederhana saja, bisa menyediakan referensi bagi orang-orang yang ingin membaca atau membeli sebuah buku.
Seperti yang sudah kusebut barusan, target dari lemariliterasi adalah untuk menyediakan referensi bagi orang-orang yang ingin membaca atau membeli sebuah buku. Semoga ini tidak melenceng ke arah lain seperti endorse atau mengumpulkan follower sebanyak banyaknya.
Semoga dengan dibuatnya akun lemariliterasi , apa yang kulakukan akan setara dengan semut Ibrahim yang berusaha memadamkan api. Semoga ini termasuk upaya dalam memajukan negara Indonesia.
Iqra’. Bismirabbikalladzi khalaq
Bacalah. Dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan.
(Q.S. Al Alaq ayat 1, Wahyu pertama yang diturunkan Allah)
Plagiarisme
Internet menjadikan aliran informasi
menjadi sangat deras dan terkadang sulit dibendung. Dengan sekali sentuhan pada
layar telfon genggam, kita bisa langsung tahu kejadian yang terjadi di belahan
dunia lain. Begitu pula bila kota hendak menyebarkan suatu hal di
internet. Kita tidak perlu memberi tahu
orang lain satu persatu. Cukup sekali
ketik, informasi bisa langsung tersebar.
Berbicara pada Diri Sendiri
Ketika kelas 2 SMP, aku ingat betul ada
materi tentang menulis catatan harian. Waktu itu guru kami bahkan mewajibkan
tiap murid di kelas untuk memiliki buku dan menulis dua buah catatan harian.
Isinya bebas. Entah tentang pengalaman, cerita, atau apa saja yang ingin kami
tulis di sana. Dan itu dikumpulkan. Setelah beliau memeriksa format catatan
harian kami, buku kami pun dikembalikan.
Setelah pelajaran itu, aku tetap menulis
catatan harian. Dulu aku bahkan bisa tiap hari menuliskan peristiwa yang aku
alami di hari itu. Menulis catatan harian ternyata menyenangkan. Kita bisa
curhat di sana, kita bisa menceritakan segala sesuatu tanpa takut mendapat
penghakiman orang lain. Memiliki buku harian juga rasanya seperti memiliki
kapsul waktu. Kita bisa mengenang kejadian kejadian yang telah kita lewati yang
selama ini telah hilang dari memori kita.
Buku harian adalah alat bagi kita untuk
berbicara pada diri kita sendiri. Kita bisa menceritakan perasaan apa yang
sedang kita rasakan, kita bisa menuliskan apa yang kita ingin capai di masa
depan, kita bahkan bisa menceritakan siapa sebenarnya diri kita sendiri tanpa
takut akan penilaian orang lain.
Coba kita ingat-ingat lagi kapan terakhir
kita berbicara pada diri kita sendiri, entah itu lewat tulisan atau lewat
perenungan diri? Jangan jangan kita sudah lama kehilangan diri kita sendiri.
Jangan jangan kita sudah tidak mengenal lagi siapa diri kita sendiri, kita
sudah tidak tahu lagi apa yang sebenarnya ingin kita dapatkan di dunia ini.