Pernah suatu hari ketika
aku sedang berada di tempat penjual sate,
menunggu sate pesenanku selesai dibuat,
seorang mahasiswi berhijab datang mengambil pesanannya yang sudah lebih
dulu dibuat. Ada sesuatu yang tampaknya kurang sesuai dengan hati si mahasiswi
sehingga ekspresi wajahnya memberenggut.Aku lupa persisnya bagaimana perkataan
wanita itu. Tapi kurang lebih seperti
ini, "Bang, gak usah pakai
plastik. Ini kan ga baik buat makanan,"
sambil merujuk plastik hitam pembungkus sate dengan ekspresi yang jauh dari
kata ramah. Abang penjual dengan sabar mengeluarkan kembali bungkusan sate dari
plastik. Padahal plastik itu tidak bersentuhan
langsung dengan sate yang akan dimakannya.
Setahuku, plastik itu baru akan
berpengaruh buruk bila bersentuhan langsung dengan makanan.
I Won't Dance. Don't Ask Me!
Sesuatu yang dipaksakan biasanya ga berbuah manis. Contohnya anak yang ga bisa renang terus
dicemplungin di kolam, besar kemungkinan dia tenggelam. Orang yang ga bisa nari kemudian dipaksa
nari, pasti gerakannya kaku dan ga seirma dengan musik. Orang yang ga bisa
nyanyi disuruh nyanyi pasti fals dang a enak didengar. Penguin dipaksa hidup di gurun pasti
mati. Orang yang ga ada ide dipaksa
bikin tulisan, boleh jadi tulisannya ga bermutu dan ga tentu arah. Ga selalu “the power of kepepet” itu bekerja
dengan baik.
Jadi, jangan paksa aku buat menulis.!