Tiba Tiba

2017-2025

Tiba-tiba nikah aja. 
Tiba-tiba punya anak aja.


2017 adalah tahun terakhir aing memposting tulisan di blog ini (sebelum aing hilang kendali akses atas akun ini). Bisa dibilang 2017 adalah akhir dari sebuah fase di hidup aing. Di tahun tersebut aing memutuskan pulang kampung setelah hampir 6 tahun mengembara. Janji kehidupan yang pernah aing impi impikan pada kenyataannya tak segampang membalikkan telapak tangan meraihnya. Cita-cita setinggi langit hanya bisa aing raih setinggi langit-langit saja. 

Pasang surut kehidupan aing rasakan selama rentang tahun 2017 sampai 2025 saat ini. Gimana susahnya dapat kerja, gimana susahnya ngejar cinta, gimana susahnya merelakan hal-hal yang sudah mesti dilepaskan. People come and go, but memories stay forever. 

2020 aing dapat kerjaan pertama (dan masih aing jalani hingga saat in). Pekerjaan yang ga pernah mengenal kata naik gaji dan naik jabatan. Tapi alhamdulillah masih cukup buat membiayai anak istri meski ga berlebih. Aing gak akan meludah di sumur yang aing minum airnya. 

2022 aing menikah dengan orang yang sama sekali ga pernah aing bayangkan sebelumnya (tapi semoga aing sama dia hingga surga kelak). Kenal pertama di bulan Agustus, di bulan November kami sudah jadi suami istri. Sejak ijab qobul terucap sudah ga terhitung berapa kali kami bertengkar. Ga terhitung air mata dia yang aing tumpahkan ke pipinya. Tapi segimana menghadapi aing yang keras dan ga mau ngalah, dia tetap tinggal.

2023 istri aing sempat hamil, namun baru saja ketahuan pakai testpack, besoknya istri mengalami sakit yang ga tertahan. Aing bawa dia ke rumah sakit. Setelah berbagai drama, ternyata dia mengalami hamil di luar kandungan. Yang bikin waswas adalah sebelum operasi dokter ga bisa memastikan tingkat bahayanya segimana. Letak pertumbuhan embrio menentukan apakah setelah ini istri bisa hamil atau engga. Tapi alhamdulillah letaknya ga di tempat bahaya, meski istri harus kehilangan sebelah bagian ovariumnya, habis operasi dokter menyatakan masih ada kemungkinan buat hamil.

2025 anak pertama kami lahir. Anak perempuan. Anak yang kami rasa istimewa, ga banyak nangis, ga banyak rewel, demen tidur kayak bapaknya. Aing sering merasa anak aing adalah anak ajaib. Semoga aing bisa mendidiknya jadi manusia shalihah.

Di ujung tulisan ini, aing ingin mengucap syukur alhamdulillah atas semua yang telah Allah anugerahkan di hidup ini. Semoga aing selalu sadar diri bahwa segala lika liku kehidupan hanyalah jalan yang meski aing tempuh dalam rangka perjalanan menuju Ridho Allah. Ihdinasshiraatal mustaqiim.