
Aku tidak akan menjadi(kan diriku) orang pertama yang mengucapakan
“selamat ulang tahun” padamu. Padahal jika aku berniat, sedari
pergantian hari sampai pukul 1: 26 ini aku telah terjaga dari tidurku.
Banyak orang menganggap orang yang mengucapkan selamat ulang tahun
pertama kali kepada kita adalah orang yang sangat mengistimewakan kita.
Entah apa dasarnya. Tapi bagiku, ini masalah waktu saja. Toh jika
dihitung hitung, aku telah mengingat hari ulang tahunmu jauh jauh hari
sebelum harinya tiba. Aku pun telah terjaga dari tidurku demi "perayaan" hari spesialmu. Tentang Kejutan, kue berlilin, dan sebagainya pun
aku tidak akan memberikannya. Bukan tidak suka, aku pun sering
memberikan hal tersebut pada teman-teman lainnya. Hanya saja kali ini
aku memilih diam, menyimpan segalanya dengan caraku sendiri meski
sedikit sedikit aku menampilkannya, seperti yang kulakukan atas tulisan
ini. Aku hanya ingin kamu memiliki kesempatan untuk tahu bahwa aku
mengingat hari ulang tahunmu.
Jadi, dalam keheningan, dari lubuk hati yang dalam, selamat ulang tahun untukmu, Ernawati. Semoga tulisan ini bukanlah tulisan terakhir yang aku tulis tentang dirimu. Semoga tulisan ini bukanlah penutup dari segala cerita. Harus ada cerita-cerita lainnya tentang kita, entah berbentuk apa, biar Tuhan saja yang menentukannya. Tak perlu kusisip "doa ulang tahun" di sini untukmu, yah. Toh di sini bukanlah tempat untuk berdoa. Masalah hubunganmu dengan orang yang sebentar lagi memberi kue ulang tahun padamu, silakan saja. Aku tidak berniat sedikitpun untuk mengganggunya. Kalian nikmati saja bersama. Aku akan berhenti sejenak untuk memikirkan langkah apa yang harus diambil. Entah berhenti selamanya, atau, ah entahlah. Biar Tuhan saja yang menuntun aku harus melangkah ke mana. All the best for you.
0 komentar:
Posting Komentar