Sampai di tempat penginapan, kami berdua langsung membalas
hutang tidur dalam kereta dan tidur yang terganggu oleh bapak yang kehilangan
istrinya. Pukul 9 lebih kami baru bangun
dan merumuskan tempat apa saja yang ingin kami kunjungi hari ini. Prambanan menjadi tempat pertama, alun-alun
dan kraton jadi tempat selanjutnya.
Selesai mandi dan bersiap, kami langsung menuju halte untuk
menumpang Transjogja. Perlu sekitar satu
jam setengah dari Malioboro menuju Candi Prambanan. Melewati bandara Adi Sucipto, ditambah
berjalan kaki yang cukup jauh dari halte menuju pintu masuk.
Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Asia, bahkan
mungkin di dunia. Konon menurut legenda
Candi Prambanan dibangun oleh pangeran
Bandung Bondowoso atas dasar permintaan Roro Jonggrang. Sejarahnya bisa dicari di google. Yang bikin kita kagum adalah selain bentuknya
yang megah, ke-mustahil-an membangun candi candi yang begitu megah dengan
teknologi zaman dulu, juga kepada orang-orang yang melakukan pemugaran dan
penyusunan kembali setelah puing-puing candi ditemukan. Pemugaran pertama katanya membutuhkan waktu
lebih dari sepuluh tahun. Tidak aneh
melihat bangunan-bangunan candi yang begitu megah.
Ratusan turis yang berasal dari bergai negara bisa dengan
mudah kita temui di sana. Dan yang tidak
kalah membuat kagum adalah banyak orang yang menjadi pemandu wisata turis-turis
itu, berbicara dengan fasihnya bahasa mereka.
Tidak hanya Bahasa Inggris, para pemandu itu juga berbicara bahasa asing
lainnya. Dengan belasan/puluhan bangunan
candi, sulit bagi kami untuk mendatanginya satu per satu. Kaki kami keburu pegal naik turun tangga
candi.
Pulang dari Prambanan kami naik Transjogja lagi, memburu
waktu untuk bisa masuk Kraton. Sayangnya
ketika sampai alun-alun, pintu kraton sudah ditutup. Alhasil kami hanya bisa ngaso di alun-alun
Jogja.
0 komentar:
Posting Komentar