21122012

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Astagfirulloh
Astagfirulloh
Astagfirulloh al- adzim

Jika raga ini harus mati, ya mati saja
Namun biarkan jiwa ini selalu hidup dalam keridhoan-Mu

Apa lagi yang harus ditakutkan dari sebuah kematian,
selain amal sholeh kita yang tidak maksimal
yang bisa menyelamatkan kita dari api neraka,

selain banyaknya dosa tak tertobati
yang justru bisa menjatuhkan kita pada api neraka.

Kapanpun itu, dimanapun itu, bagaimanapun itu, apapun itu, raga pasti harus berpisah dengan jiwa

jika raga ini harus mati, ya mati sajalah

***
Bagaimana jika 21 12 2012 itu benar benar terjadi kiamat?
Apa mungkin kiamat terjadi di tanggal itu?

Untuk pertanyaan pertama, jawabannya tanyakan pada diri kita sendiri.

Untuk pertanyaan kedua, saya pikir, kiamat MUNGKIN saja terjadi pada tanggal ini. Alasannya apa?  Mari kita tengok tanda-tanda akhir zaman yang ada pada Al-Qur'an dan Hadist, beberapa yang saya ketahui adalah :

-Semakin singkatnya waktu siang dan malam
Secara ilmiah sehari semalam tetaplah sama, 24 jam.  Tapi coba kita renungkan hingga detik ini. Coba kita flashback dari mulai kita lahir-anak anak- sekolah- SMP-SMA-Kuliah-kerja, waktu benar benar TERASA sangat singkat.

-Adanya pembantu melahirkan majikannya
Maksudnya apa? maksudnya adalah ketika seorang anak tak lagi menghormati ibunya, orang tuanya sendiri. Ibu seolah menjadi pembantu kita, kita suruh suruh, kita repotkan, kita bantah semua nasihatnya, padahal ibu adalah orang pertama yang harus kita hormati setinggi tingginya.  Mari kita lihat di sekeliling kita, banyak anak yang berlaku demikian pada ibunya. Atau jangan jangan kita sendiri yang melakukannya, naudzubillah.

-Wanita semakin bangga memperlihatkan auratnya
Sudah sulit lagi membedakan mana wanita muslim dan wanita non muslim saat ini. Wanita berjilbab malah disebut ga gaul, kolot, so suci.  Majalah pria dewasa dilegalisir dan tersebar di mana mana.  Foto wanita telanjang tinggal kita ketik di internet dan dengan mudah bisa kita temukan.

-Pejinahan merajalela
Di indonesia sendiri seks bebas telah beredar di mana mana, walau masih secara sembunyi sembunyi. Tidak menutup kemungkinan hal itu bisa berubah. Kita lihat di belahan dunia luar. Wanita virgin malah menjadi cemoohan. Orang-orang bangga jika mereka telah 'berhasil' melakukan "kegiatan suami isteri" dengan pacar atau temannya.  bayi-bayi berbondong lahir tanpa memiliki ayah yang sah secara hukum. 

-dll


Kemudian kita tinjau apa yang menjadi tanda tanda bahwa kiamat masih jauh dari kita:

-Masih adanya orang adzan di waktu sholat
Adzan adalah pertanda masuknya waktu sholat. Setelah adzan berkumandang, sholat wajib dilaksanakan. Tapi, apa jadinya jika adzan berkumandang dan orang-orangnya acuh tak acuh mengabaikannya. Tidakkah adzan itu menjadi sebuah kesia siaan?
Lalu kita lihat, apa benar adzan yang berkumandang saat ini telah sesuai dengan ajaran islam, telah sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. Bila adzan tersebut tidak sesuai ajaran islam dan contoh Nabi, apa adzan tersebut masih bisa dikatakan adzan?

-Masih banyak orang melakukan sholat
Kita lihat dulu apakah solat tersebut telah sesuai dengan aturan Islam. Apakah ilmu-ilmu sholat telah kita amalkan dengan benar. Yakinkah kita bahwa sholat kita tidak hanya sekedar pemenuhan kewajiban belaka. Jika begitu, apakah sholat kita masih bisa dikatakan sholat?

-Masih banyak Kiai dan orang-orang sholeh yang masih hidup
Hal ini mungkin yang masih bisa kita jadikan tanda bahwa kiamat masih jauh dari kita. Tapi, ukuran banyak itu berapa?  kita bandingkan jumlah kiai yang ada dengan seluruh umat manusia di bumi ini, apakah masih bisa disebut banyak?


Kesimpulannya? kesimpulannya tanyakan pada diri kita sendiri, apakah kiamat itu kian dekat dengan kita atau tidak? dekat tidaknya dengan kita semoga kita bisa menjadikan detik-detik yang tersisa menjadi segala sesuatu yang bisa bermanfaat untuk kita di hari akhir dan setelah hari akhir kelak, amiin ya Robbal 'alamin

Wallohu a'lam bisshowab.

Hujan jadi deru gemuruh mengantar air mata yang  perlahan jatuh. Ketika waktu tak pernah ingin tau, ketika semua ruang adalah semu, dan ketika dunia hanya bentangan debu, sepi berlalu seperti hantu yang terus memburu, menggelayuti pituitarimu, pituitariku, aku tertunduk. 

Aku tertunduk, tanpa malu, tanpa takut, tanpa tahu siapa aku, dimana. Semua jemu jenuh. Terlalu lama tertunduk, ketika aku terbangun, dunia telah jauh meninggalkanku.

Dengarlah, gemuruh kian menderu. sampai kapan, sampai ketika kau tak lagi dipecundangi waktu, hingga kau tak lagi dipecundangi dirimu sendiri.


pengekor

Seorang pengikut tidak akan pernah berjalan di depan.
Seorang pengikut tidak akan bisa duduk di depan.
Seorang pengikut tidak akan bisa menjadi seorang pemimpin, selama ia masih menjadi seorang pengikut.

Seorang pengikut hanya bisa menangis tersedu.
Seorang pengikut hanya bisa mengeluh.

Pecundang

Saat Hamba Marah Pada Tuhannya

Langit berubah jadi abu
Aku tak mengerti apa yang terjadi
Hanya aku tahu ini bukan karena letusan gunung berapi
Atau awan mendung pembawa hujan

langit tiba tiba saja gelap
Lalu kemudian aku tak bisa melihat lagi biru langit.
Aku MenyalahkanNya atas apa yang terjadi
Aku Menjauh, benci padaNya

Lalu tanpa sadar
aku berada di tempat yang sungguh asing
entah dimana
langitnya lebih gelap dari tempatku semula
aku menengadah
mencari celah
berharap ada suatu titik terang di langit
yang kemudian membesar
menjadi lebih besar
menjadi sangat besar
dan sayang, tak kutemukan

Dimana aku ?
ada yang hilang
ada yang menjauh
ada yang jauh
apa itu?

Hatiku tahu
tapi dia tak mau memberi tahu
kenapa?
entahlah...

lalu akau sadar
Dia tetap diam di sana
aku yang pergi meninggalkannya.

Sepi


 Berlari sendiri, mencoba menggerakkan kaki secepat mungkin
Aku tak ingin berhenti, namun laju langkahku semakin tak pasti. Tak ada energi yang tersisa, tak ada tarikan atau dorongan yang bisa sedikit meringankan napas
Aku terjatuh, dalam gurun luas tak berpenghuni, berbaring terlentang tanpa energi. Aku tersiksa. Merintih, perlahan terbunuh sepi

Ketika Tangisan adalah Harapan

Duduklah sejenak, kawanku
kucurkan air mata yang lama menggenang
duduklah
menangislah

Sampahmu Sesuap Nasiku


Jumat, 16 Maret 2012
Pulang jum’atan dengan uring-uringan.  Tugas deadline yang numpuk plus tugas revisi yang harus dikerjain, ditambah tugas kelompok yang ga jelas nasibnya sukses menguras isi dompet gue.  Lu tau kan, gue kalo stress bawaannya malah pengen makan mulu.

Nyampe asrama belum juga ada kejelasan tentang tugas kelompok yang harus di revisi. Berulang kali gue sms temen-temen gue, ngajak kerja kelompok, yang bales Cuma satu dua orang, waktu balesnya lama pula. Akhirnya, gue Cuma bisa nunggu.
Setelah sekian banyak pulsa yang keluar, akhirnya salah seorang anggota kelompok gue ngasih kabar bahwa tugasnya ga perlu direvisi, yang perlu direvisi ternyata Cuma tugas dari kelompok lain.  Gue tinggal ngumpulin tugas yang udah dibuat tadi ke PJnya.  Dengan berjalan telanjang gara gara sendal gue yang dipinjem temen sekamar ilang, gue pergi ke gedung si PJ buat ngumpulin.  Dengan sedikit birokrasi sama PJ yang ngomongnya khas banget, maklum, orang luar negeri, akhirnya gue berhasil yakinin dia bahwa tugas yang kami buat itu udah bener.
Satu masalah pecah, gue balik lagi ke kamar.  Berharap dapat kenyamanan di kamar, gue Cuma dapet kamar yang berantakan abis.  Sampah kertas dan cangkang bekas minuman berserakan di mana mana. Entah penghuninya (termasuk gue) emang bener-bener sibuk atau emang pada ga peduli dan males bersihin kamar. Ya sudah, gue  yang ga suka minuman kemasan pun harus rela dan ihklas serta ridho buat mungutin sampah bekas minuman yang berserakan tadi. Gue masukin mereka ke dalam kantung plastik yang agak besar karena tempat sampah yang tersedia udah bener bener penuh dan ga bisa diisi lagi. Akhirnya, tangan kanan menjinjing tempat sampah, dan tangan kiri menjinjing kantung plastik yang juga berisi sampah, gue berjalan turun tangga menuju tong sampah besar di belakang asrama.  Saat gue nyampe, ada ibu-ibu di sana yang keliatannya lagi ngoreh-ngoreh tempat sampah, pemandangan yang udah ga aneh semenjak gue tinggal di kota yang katanya besar ini.  Ibu itu berhenti dan mempersilakan gue membuang sampah. Melihat gue meletakkan kantong plastik yang berisi penuh dengan cangkang minuman, ibu itu bertanya, “Ini ga dipake ?” sambil menunjuk plastik tadi.
“Engga,” jawab gue.
“Makasih,” kata ibu tadi sambil memungut kantong kresek.
Gue tersenyum dan berlalu meninggalkan ibu itu.  Sambil berjalan di lorong-lorong kamar, gue berpikir,  barang yang menurut gue ga berguna dan hanya sampah belaka, malah menjadi rejeki buat ibu itu, sampe sampe ibu itu bilang makasih sama gue. Begitu susahkah nyari rejeki di negara yang katanya kaya ini ?  begitu susahkah mencari rejeki di kota yang katanya besar ini ?  begitu susah kah mencari sesuap nasi sampai sampai banyak orang harus mengoreh-ngoreh tempat sampah ? begitu keras-kah kehidupan  yang sebenarnya ?  hati gue terenyuh.  Sedih rasanya melihat para pemulung yang kian hari kian banyak, melihat pengemis yang kian hari kian banyak, melihat nenek-nenek dan kakek kakek yang sering lewat asrama sambil memanggul kayu dan rumput atau buah-buahan.  Sedih rasanya mengingat wajah anggota dewan yang malah meminta kenaikan gajinya. Sedih rasanya gue ga bisa berbuat apa-apa dan Cuma bisa mengabadikan mereka lewat sebuah tulisan. Gimana jadinya nasib mereka jika isu yang beredar tentang kenaikan harga BBM benar-benar terjadi. Haruskah hidup mereka yang sudah berat ditambah lagi bebannya ?  kurang banyakkah air mata dan keringat yang sudah mereka keluarkan ?  haruskah mereka bekerja lebih keras lagi padahal di atas sana, para bajingan bajingan berdasi berpesta pora dengan ketamakannya?  Haruskah?  HARUSKAH ?
Sampai kapan negara ini dikusiri orang orang tamak dan tak berperi kemanusiaan?  Sampai kapan jurang pemisah antara sikaya dan si miskin, antara orang ber-mercy dan pejalan kaki, orang yang bersepatu hak tinggi dan orang yang bertelanjang kaki, berhenti melebar ?
Semoga datang di negara ini sesosok Umar yang rela memanggul beras untuk si miskin rakyatnya, sebelum Allah mengambil alih pengadilan yang caruk maruk ini.