"Guys get each other without words. With girl, annoyingly, you need to tell 'em.  Fools. Actions are harder than words."


Yeonae Malgo Gyeolhon, TV Series 2014

Edisi Rindu

Curhat Edisi keempat
Kehilangan orang yang kita sayangi (dalam arti luas) itu seperti kehilangan sebagian dari diri kita sendiri.  Terdengar berlebihan mungkin, tapi orang yang pernah mengalaminya pasti mengerti.  Seperti apapun cara kita kehilangan, entah baik baik atau tidak, entah melalui pertengkaran atau tidak, pasti suatu saat ada momen di mana kita merindukan orang yang dulu pernah menghiasi kehidupan kita itu.

Malam ini, ketika iseng-iseng buka buku catatan lama, tanpa sengaja aku menemukan sebuah foto terselip di halaman yang masih kosong.  Foto itu adalah foto seseorang yang dulu begitu dekat denganku (Re: bukan pacar).  Foto masa kecilnya.  Foto yang entah bagaimana bisa berada di buku yang aku sendiri merahasiakan keberadaannya.  Sudah barang tentu aku yang menyelipkan di foto itu, tapi  kapan dan di mana aku sendiri lupa.  Bahkan cara mendapatkan foto itu juga aku tidak ingat sama sekali.  Jangan-jangan aku mencuri dari dompetnya ketika dia lengah? Entahlah, sepertinya aku memang sempat amnesia.

Perlahan, rasa rindu itu pun merembes menyelusup ke hati.  Dibarengi rasa penyesalan yang dalam mengapa (perpisahan) ini sampai terjadi, mengapa di antara kita pernah ada pertengkaran yang sampai menyebabkan kita saling menjauh pergi.  Aku laki-laki.  Harusnya dulu aku bisa menurunkan egoku.   Harusnya memang aku yang mengalah. Mungkin dengan begitu hubungan kita akan baik-baik saja.  Ah... penyesalan memang selalu datang terlambat.




-v-

Amnesia

Di umurku yang sudah menginjak 20 lebih ini, jujur saja aku masih belum menemukan jawaban dari pertanyaan: Siapa aku yang sebenarnya?  Apa yang harus aku lakukan dan apa yang tidak boleh aku lakukan?  Bagaimana seharusnya aku bersikap?

Rutinitas ternyata telah membunuh sendi-sendi otakku untuk bertingkah layaknya manusia. Bangun pagi seperti biasa, menjalani hari demi hari seperti biasa,  sampai tidur seperti biasa.  Semua berjalan sesuai dengan kebiasaan.  Jika terus begini, apa bedanya aku dengan robot yang telah diprogram untuk melakukan sesuatu?

Rasanya, aku telah kehilangan sesuatu yang membuatku benar-benar hidup.  Atau jangan jangan aku memang tidak pernah memilikinya.  Sering aku menelusik melihat ke dalam hatiku sendiri, dan akhirnya yang kutemukan hanyalah kekosongan--seperti biasa.

Bila dibilang depresi, rasanya tidak.  Dibilang tidak bahagia juga tidak.  Aku masih bisa tertawa di tengah hidupku yang biasa-biasa itu.  Hanya saja, hanya saja sering muncul perasaan yang aku sendiri tidak tahu itu perasaan apa.   Kosong.


Journey to Happiness

Journey to Happiness
Day 0

Pertanyaan yang mungkin pernah  dimiliki setiap manusia yang hidup di dunia ini adalah "Apa sih yang kita cari di dunia ini?" what's live for? Apa hidup ini hanya untuk menunggu mati?  Ada yang beranggapan bahwa pencapaian tertinggi bagi dirinya adalah ketika dia berhasil menjadi orang kaya dengan memiliki rumah mewah, mobil mentereng, dan uang berhamburan.  Ada yang menganggap pencapaian tertinggi bagi dirinya adalah ketika dia berhasil memiliki kedudukan di masyarakat, dengan menjadi pejabat misalnya, atau orang yang disegani dan dihormati oleh orang-orang.  Ada pula yang menganggap perncapaian tertinggi bagi dirinya adalah ketika dia sudah bermanfaat bagi banyak orang.  Tidak ada yang salah memang, tergantung dari sudut pandang mana kita melihat.