Journey to Happiness

Journey to Happiness
Day 0

Pertanyaan yang mungkin pernah  dimiliki setiap manusia yang hidup di dunia ini adalah "Apa sih yang kita cari di dunia ini?" what's live for? Apa hidup ini hanya untuk menunggu mati?  Ada yang beranggapan bahwa pencapaian tertinggi bagi dirinya adalah ketika dia berhasil menjadi orang kaya dengan memiliki rumah mewah, mobil mentereng, dan uang berhamburan.  Ada yang menganggap pencapaian tertinggi bagi dirinya adalah ketika dia berhasil memiliki kedudukan di masyarakat, dengan menjadi pejabat misalnya, atau orang yang disegani dan dihormati oleh orang-orang.  Ada pula yang menganggap perncapaian tertinggi bagi dirinya adalah ketika dia sudah bermanfaat bagi banyak orang.  Tidak ada yang salah memang, tergantung dari sudut pandang mana kita melihat.


What's live for?  Bagiku,  tujuan utama dari hidup ini adalah mencari kebahagiaan.  Percuma saja harta kita berlimpah bila kita tidak bahagia.  Percuma saja jabatan kita tinggi bila kita tidak bahagia.  Maka hal terpenting dari hidup ini adalah kebahagiaan.

Kebahagiaan adalah sesuatu yang abstrak.  Tiap orang pasti memiliki pandangan sendiri-sendiri tentang apa yang disebut bahagia.  Meski begitu, bukan berarti kebahagiaan tidak bisa didefinisikan, bukan?

Bila ada penyataan yang mengatakan 3 hal yang dapat menghancurkan seorang lelaki adalah harta, tahta, dan wanita, maka aku akan menjadikan ketiga hal tersebut sebagai "alat" dalam mencapai kebahagiaan.  Pertama harta. Kemiskinan dekat dengan kekufuran. Maka salah satu cara menghindari kekufuran adalah dengan menjadi orang kaya.  Surga tidak dapat dibeli dengan uang.  Kata siapa?  Dengan harta justru kita bisa "membeli" kunci surga, dengan banyak banyak bersedekah misalnya, atau menunaikan ibadah haji.  Semua itu membutuhkan harta yang tidak sedikit.

Kedua adalah tahta.  Sejujurnya aku tidak begitu berambisi menjadi seorang pemimpin tinggi seperti presiden atau pejabat publik lainnya.  Aku cukup bermimpi menjadi seorang pemimpin rumah tangga yang bisa mengayomi keluarga.  Dan rumah tangga yang bahagia adalah rumah tangga yang di dalamnya dipenuhi dengan cinta.  Tahta sebagai kepala rumah tangga tidak bisa disepelekan begitu saja.  Menjadi kepala keluarga itu kadang harus bertindak sebagai pemegang kekuasaan penuh dalam menentukan keputusan, kadang harus sejajar dengan apa yang dipimpinnya,  dan kadang pula sebagai "pelayan" yang harus mementingkan kepentingan dan kebahagiaan keluarga di atas segalanya.  Kebahagiaan akan tercipta bila kita bisa menjadi pemimpin yang bisa membahagiakan orang-orang yang kita pimpin.

Terakhir adalah wanita.  Tuhan menciptakan setiap hal dengan pasangannya; Siang-malam, bumi-langit, terang-gelap, wanita-laki laki.  Aku tidak masalah ketika seseorang berkata hal terindah yang diciptakan Tuhan adalah wanita.  Dibalik disamping lelaki sukses ada wanita yang mendampinginya. Wanita adalah pusat semesta (yang ini agak lebay).  Wanita itu memiliki sesuatu yang tidak dimiliki pria: kemampuat dalam menyejukkan hati.  Disambut dengan senyum ramah di pintu rumah setelah berlelah lelah mencari nafkah, membayangkannya saja sudah membuat hati ingin cepat menikah. hahahahah...  Perhiasan terindah adalah istri salehah.

Lalu apa yang dimaksud "Journey to The Happiness"?  Journey to The Happiness adalah semacam laporan yang akan aku susun dalam sebuah tagline, seperti jurnal harian. Hukum I Newton yang sering disebut dengan Hukum Kelembaman mengatakan bahwa sebuah benda dalam keadaan diam akan tetap diam kecuali ada gaya resultan yang bekerja pada benda itu.  Perlu ada gaya penggerak dari luar agar benda yang terlanjur diam dapat bergerak lagi. Journey to The Happiness ini aku buat sebagai "gaya luar" yang semoga mampu memotivasi diriku sendiri untuk bergerak menuju kebahagiaan.  Tak kan ada langkah besar kecuali diawali dengan langkah kecil.  Maka bagaimanapun aku harus bisa menggerakkan kakiku sendiri meski tanpa dorongan dari orang lain.Hidup tidak boleh berjalan begini saja.



-tsy-
2 Oktober 2015

0 komentar:

Posting Komentar