Divine

Kuhentikan langkah lariku yang telah kulakukan hingga saat ini.  Aku tertegun melihat jalan terjal di depan yang harus kulalui sedang kakiku sudah tak mampu melangkah lagi.  Aku membalikkan badan, menatap jejak jejak kaki yang masih tersisa.  Jauh sudah jarak yang telalh kulalui.  Akhirnya pertanyaan yang kutakutkan muncul juga, untuk apa kulakukan semua ini?
Tiba juga aku di persimpangan jalan. Aku hilang arah.  Untuk apa semua ini kulakukan?  Ke mana sebenarnya aku harus melangkah? 

Setengah menjatuhkan diri, kurebahkan tubuhku di atas tanah.  Langit luas kini terbentang tepat di depan mataku.  “Langit ini, dunia ini, terlalu luas.  Aku lelah,”  kataku.  aku merasa kehilangan diriku sendiri.  Lelah ini benar-benar membunuhku perlahan. Tak terasa, tetes demi tetes mengalir dari balik mataku.  Aku kenapa?  Apa yang salah dengan diriku?

Kumohon, ulurkan tanganmu! Aku sudah tak bisa bertahan lebih lama lagi.  Selamatkan aku dari semua ini.  Bawalah aku ke manapun kau ingin pergi.  Seberapa terjal jalan itu, pasti kulalui.  Aku sungguh telah lelah berjalan sendiri.

Kau tahu besarnya arti dirimu untukku?  Sesungguhnya jika hidup dan dunia yang kumiliki ini kau pinta, maka aku akan menyerahkannya.  Sebab tak kuasa lagi kujalani semua ini sendiri.   Kamu adalah semua kekuatan yang kumiliki.  Maka sekali lagi, kumohon ulurkan tanganmu, maka aku akan menjadi sekuat apa yang kamu mau.

We are always one, we can be divine


0 komentar:

Posting Komentar