Walau kau tak akan pernah membaca tulisan ini, tapi aku yakin, ikatan batin antara kita berdua akan menyampaikan semua ini.
Setelah kejadian itu, aku sadar, cintamu sangat besar. Cintamu padaku melebihi cinta pada dirimu sendiri. Cintamu cinta sejati. Cintamu cinta hakiki. Cintamu benar-benar tulus dari hati.
Kepalaku tertunduk malu melihat air matamu menetes terurai lewati pipimu, hanya menangisi seorang anak yang tak pernak berbakti kepadamu. Bila saat itu aku benar-benar mati, tek terbayangkan lukanya hatimu mengantar jenazahku menuju liang lahat. Maafkan aku ibu, You’re my Angle.
(Sabtu,11 April 2009, kala dunia bergetar mengancam nyawa seorang pangeran)
0 komentar:
Posting Komentar