Semenjak aku mulai mengurusi tugas akhirku lagi, aku menjadi dekat dengan salah satu petugas AJMP di kampus. Bapak AJMP beberapa kali meminta bantuan kecil kecilan seperti membelikan pulsa kepadaku, dan sebagai timbal baliknya, aku mendapat kemudahan-kemudahan dalam pelayanan di kampus. Bila dulu aku harus bolak-balik kampus hanya untuk mengecek draft skripsiku sudah diperiksa atau belum, sekarang Bapak AJMP tanpa diminta selalu memberi tahu lewat SMS bila draft-ku sudah selesai diperiksa.
Suatu ketika, aku menyetor draft ke AJMP. Bapak AJMP itu mengajakku untuk berkunjung ke rumah salah satu temanku yang sudah agak lama menghilang. Bapak AJMP itu katanya hendak memberikan semangat agar temanku itu segera menyelesaikan tugas akhirnya. Aku sempat bertanya-tanya, kenapa yang beliau kunjungi hanya salah seorang temanku saja, padahal ada sekitar 7 orang lagi yang agak "tertinggal" dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Mengapa keenam orang lainnya tidak ikut dikunjungi pula?.
Awalnya aku sedikit menolak dengan menunda-nunda ajakan tersebut. Selain rumahnya yang cukup jauh, aku juga rada "kagok" dengan temanku. Aku menunda-nunda berharap Bapak AJMP mengajak orang lain saja. Tapi hari berganti, setiap bertemu beliau, selalu saja aku yang diajak. Ya sudah. Tidak akan ada akhirnya jika begini terus. Aku menyanggupi permintaannya.
Tibalah hari yang telah kami janjikan. Aku mengira Bapak AJMP ingin bertemu dengan orang tua temanku. Aku mengira peran diriku hanyalah sebagai pengantar, sebagai mahasiswanya yang kebetulan bisa memberi tumpangan gratis. Tidak lebih. Tapi ketika sampai di sana, perkiraanku salah total. Ternyata justru ada "konspirasi" antara orang tua temanku dengan Bapak AJMP. Orang tua temanku ingin agar ada yang membantu, setidaknya menyemangati anaknya supaya segera menyesesaikan tugas akhirnya. Aku malah diminta sekali-sekali untuk menginap di rumahnya. Aku dijebak! hahaha....
Bukan masalah sebenarnya bila ada orang lain yang membutuhkanku. Terlebih dia adalah temanku sendiri. Masalahnya adalah mengurusi diriku sendiri saja aku kesusahan, ini mau sok menyemangati
orang lain. Aku seperti memberi nasihat sedangkan diriku sendiri perlu
dinasihati.
0 komentar:
Posting Komentar