Selagi bisa bareng bareng, selagi dia masih mau dengerin curhatan
dan keluh kesah kita, hargai dia sebaik-baiknya. Karena mungkin di depan
sana ada persimpangan yang memisahkan. “Nikmati sepotong kue yang
tersisa itu sebelum habis, atau busuk.”
Lalu kemudian dibalik.
People go and come
Jangan biarkan orang yang mau pergi menghalangi pintu hingga orang baru susah masuk.
***
Hal
yang barangkali telat aku pahami adalah, bahwa ada orang yang
diciptakan menjadi bagian dari hidup kita, ada juga orang yang memang
diciptakan untuk “numpang lewat” saja. Terasa sarkastik memang, tapi
itulah kenyataannya.
Kita memang sebisa mungkin harus
menjaga silaturrahmi dengan siapa saja. Terlebih orang yang telah
berjasa dalam hidup kita. Bisa pacar, teman, sahabat, guru, atau orang
lainnya. Tapi toh mungkin suatu hubungan memang ada “akhirnya”. Ada
kalanya kita harus rela melepaskan orang yang pernah mengisi hari-hari
kita, seperti lelaki yang melepas kekasihnya di stasiun pemeberangkatan.
Bukan untuk memutus tali silaturrahmi, tapi untuk melanjutkan hidup
masing masing. Tidak ada gunanya menunggu orang yang tidak ingin
kembali. Dan tidak ada gunanya mengikat orang yang tak ingin menetap,
bukan?
0 komentar:
Posting Komentar