Breaking News
(Sumber: Grup line penulis)
Sabtu (19/03 2016) sektitar pukul 4 sore telah terjadi kecelakaan
di sekitar kampus IPB Dramaga yang menewaskan satu orang. Korban
meninggal di tempat setelah sebuah mobil hilang kendali dan menerobos
trotoar jalan. Setelah menabrak korban, pelaku panik dan bukannya
menginjak rem malah menginjak pedal gas sehingga mobil tersebut terus
menerobos pagar kampus IPB dan berhenti setelah menabrak pohon. Menurut
saksi yang berada di tempat kejadian dan kebetulan memiliki hubungan
dengan pelaku, Pelaku habis pergi mengantar temannya ke daerah Leuwi
Liang dan dalam perjalanan kembali. Sebelum pergi ke Leuwi Liang,
pelaku mengaku kelelahan dan pegal pegal badan namun memaksakan diri
untuk pergi.
***
Sejak kecil aku telah
diajari bahwa di luar apa-apa yang bisa kita lihat dengan mata, ada
makhluk lain yang gaib yang sama-sama sedang melaksanakan tugas hidup
mereka. Salah satu di antara makhluk gaib itu disebut malaikat. Tugas
malaikat bermacam macam. Jumlahnya juga banyak (aku lupa jumlah
persisnya) dengan tugas yang berbeda beda. Namun yang wajib kita ketahui
sebagai seorang muslim hanyalah sepuluh saja. Kesepuluh malaikat itu
diberi nama Jibril, Mikail, Isrofil, Ijroil, Munkar, Nakir, Rokib, Atid,
Malik, dan Ridwan.
Sampai saat ini, aku belum
begitu mengerti apakah sepuluh itu menunjukkan bilangan jumlah atau
menunjukkan bilangan jenis. Apakah malaikat yang wajib kita ketahui itu
berjumlah sepuluh atau sepuluh jenis? Misalnya: Malaikat Jibril
bertugas menyampaikan wahyu kepada nabi dan Rasul. Jumlah nabi dan
Rasul memang banyak. Tapi jika wahyu itu turun tidak berbarengan,
mungkin saja Malaikat Jibril menunaikan tugasnya “seorang” diri. Lain
halnya dengan Malaikat Ijroil yang bertugas mencabut nyawa makhluk
(manusia, hewan, dan tumbuhan, dan barangkali termasuk makhluk gaib
seperti jin dan iblis). Jumlah makhluk di dunia ini bermilyar-milyar.
Dan sangat besar kemungkinan di antaranya meninggal secara berbarengan,
dalam sepersekian detik yang sama. Jika jumlah malaikat Ijroil hanya
satu, apa mungkin tugasnya itu dikerjakan tepat pada waktunya?
Dengan
metode tertentu, jawabannya bisa saja; iya. Mungkin cara malaikat
Jibril mencabut nyawa kita tidak seperti yang selama ini kita bayangkan;
bahwa Ijroil tiba-tiba datang di sisi kita, menarik sesuatu dari badan
kita yang kita sebut nyawa sampai nyawa tersebut keluar seutuhnya dan
berpisah dengan badan kita dan kita dinyatakan meninggal dunia. Mungkin
ada suatu metode di luar nalar manusia yang memungkinkan satu malaikat
bernama Ijroil melaksanakan tugasnya untuk mencabut nyawa.
Atau
jangan-jangan, sepuluh itu menunjukkan jenis saja, bukan jumlah.
Jangan-jangan jumlah malaikat Ijroil ini tidak hanya satu, tapi banyak
sehingga satu ketika satu malaikat Ijroil sedang melaksanakan tugasnya
di suatu tempat, dalam waktu bersamaan malaikat Ijroil yang lain juga
sedang mencabut nyawa makhluk lain di tempat yang berbeda. Gagasan ini
sejujurnya lebih masuk pemahamanku dibanding gagasan pertama tadi.
Menyambung
dengan kejadian kecelakaan tadi, aku jadi berimajinasi, bahwa Ijroil
sedang memakai “tangan lain” dalam melaksanakan tugasnya. “Korban
Ijrail” yang tidak beruntung kali ini adalah si sopir malang yang
menabrak ibu-ibu tadi. Ijroil menggunakan dia sebagai pelantara
melaksanakan tugasnya dalam mencabut nyawa ibu itu. Akhirnya yang
tercantum dalam berita adalah “Seorang pengendara mobil menabrak ibu-ibu
hingga korban tewas.” Padahal sejatinya, pengendara mobil itu, entah
dengan cara bagiaimana, dibuat hilang kendali dan menabrak korban.
Sejatinya yang mencabut nyawa korban adalah malaikat Ijroil. Tapi tentu
saja akan aneh jika dalam berita disebutkan seperti ini, “Seorang
ibu-ibu meninggal karena nyawanya dicabut malaikat Ijroil”. Bisa bisa
berita itu diledek habis-habisan dan dijadikan becandaan oleh oknum di
media sosial.
Ah... ternyata pusing juga memikirkannya.
Yang
jelas, kita harus selalu sadar bahwa di dunia, kita tidak hidup
selamanya. Ijroil selalu siap siaga dalam melakukan tugasnya untuk
mencabut nyawa kita.
Allahu A’ lam...
-tsy-
Bogor, 3 Maret 2016
0 komentar:
Posting Komentar