Salah Sangka

Lagu dari band Cokelat berjudul Karma sedang terngiang di kepalaku.  Apalagi bagian reff-nya yang pas "sekian lama kita bersama ternyata kau juga sama saja.".  Lagu jadul memang.  Boleh dikatakan tertinggal zaman dibanding lagu-lagu dari penyanyi atau band sekarang macam Tulus, Isyana, Raisya,  Noah, D'masiv, atau yang lainnya.  Tapi menurutku band dan lagu-lagu jaman dulu justru lebih awet dan berkualitas dibanding lagu zaman sekarang.  Memang tidak semua, tapi kebanyakan.  Ini menurutku. Entah telingaku yang terlalu  konservatif atau orang lain yang cuma menggunakan musik sebatas pengisi suara di kuping semata.


"Sekian lama kita bersama ternyata kau juga sama saja."  Lirik ini bercerita tentang orang yang menyangka bahwa kekasihnya berbeda dari orang lain (lebih baik, lebih perhatian, lebih punya hati, lebih cinta kepadanya).  Tapi setelah lama bersama dengan kekasihnya itu, ternyata sama saja dengan orang lain. Prasangka adalah bagian dari diri kita.  Dalam hidup kita sering mengira bahwa seseorang itu baik, ternyata dia tidak lebih baik dari orang lain.  Atau kita mengira seseorang itu buruk sifatnya, ternyata setelah kita benar-benar mengenalnya, dia adalah orang yang menyenangkan.  Kita menyangka teman kita berbeda, ternyata sama saja dengan orang lain.

Semakin besar ekspektasi kita pada orang lain, semakin besar pula kita akan dikecewakan olehnya.   Dalam agama pun dijelaskan bukan, bahwa kita tidak boleh berharap terlalu tinggi pada manusia.  Pengharapan yang terlalu tinggi hanya akan mendatangkan kekecewaan yang mendalam.  Barangkali karena hal tersebutlah muncul ungkapan bahwa cinta dan benci itu tipis jaraknya.

Mengenal seseorang bertahun tahun pun bukan jaminan untuk bisa memahami karakter dia sepenuhnya.  Dan belum tentu pula dia memahami kita sepenuhnya.  Selalu akan ada kejutan-kejutan yang kadang menyenangkan, kadang pula membuat kita benci dengan orang itu.  Kita harusnya bersyukur jika ada orang yang tahu keburukan-keburukan kita tapi tetap setia tinggal di samping kita.