Eksistensi






Untuk apa kita rajin rajin posting di media sosial, menumpahkan (hampir) setiap isi kepala dan (mungkin) hati berceceran di berbagai tempat? Karena kita mencari eksistensi. Barangkali sudah sifat dasar manusia untuk ingin diakui keberadaannya, baik oleh diri sendiri maupun orang lain.

Manusia adalah makhluk sosial. Se-soliter-soliternya dia satu ketika membutuhkan makhluk lain juga. Dan pencarian eksistensi barangkali adalah bagian dari ke-makhluksosial-an manusia.

Contoh sederhananya seperti ini ; kita merasa senang bila memiliki banyak follower dan merasa kecewa bila jumlah follower kita berkurang. Mengapa demikian padahal jumlah follower sama sekali tidak berpengaruh terhadap kehidupan nyata kita? (Kecuali bagi para pelaku endorse dan sebagainya). Jawabannya mungkin karena dengan semakin banyak follower kita merasa semakin banyak orang yang mengakui kehadiran kita.

Lalu apakah salah menuntut eksistensi dari orang lain? Oh, tentu saja tidak. Jika benar keinginan untuk diakui oleh orang lain adalah bagian dari diri manusia maka hal tersebut tidak bisa dihilangkan. Barangkali layaknya nafsu, harus ada pengendalian terhadap keinginan mencari eksistensi terhadap diri sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar