Sebuah printer nganggur lama di kostan. Debu
sudah memenuhi kardus yang membungkusnya. Bukan karena tidak terpakai,
hanya saja cartridge atau kotak tinta printer itu bermasalah.
Aku
sempat bikin iklan untuk menjual printer itu. Namun mungkin karenaharga
yang kutawarkan terlalu tinggi ditambah keadaan cartridge-nya yang
rusak, postingan jualanku pun tenggelam tanpa jejak.
Belum lama
ini aku berpikir, kalau nanti aku diterima kerja di luar kota otomatis
aku harus pindah, membawa semua barang yang ada di kostan. Barang-barang
yang harus diangkut jumlahnya tidak sedikit. Kemudian aku berpikir
untuk mengurangi barang barang itu dengan menjualnya. Munculah ide untuk
kembali memposting printer di media sosial, kali ini dengan harga yang
dikurang jauh dari harga semula.
Tadi malam ada yang berkomentar,
menawar printerku dengan harga yang lebih murah. Aduh, sudah harganya
dikurangi, ditawar pula. Tapi daripada tidak terjual dan hanya memenuhi
kostan, aku iyakan pula tawarannya.
Tiba waktu bertransaksi.
Printer resmi jadi milik orang lain. Si pembeli percaya begitu saja
dengan kardus yang kubawa, tidak memeriksa terlebih dahulu. Kalau aku
berniat curang pasti pembeli itu rugi besar.
Tidak lama setelah
transaksi, hujan turun langsung deras. Embak itu, si pembeli sudah
hilang entah kemana, aku terjebak hujan. Meneduhlah aku di halte depan
kampus. Hujan masih turun deras, satu pesan masuk ke ponselku, disusul
dua pesan lainnya. Rupanya mbak pembeli mengirim foto hasil tes
printernya. Dia bilang printernya langsung bisa dipakai. Tunggu. Hasil
cetakannya bagus. Tinta hitam dan warnanya keluar. Ko bisa? Aku tanya
apakah itu hasil ganti cartridge atau bukan, ternyata masih cartridge
yang lama.
Aku sempat menyesal memberi harga yang rendah. Tapi
untungnya tidak lama. Dilihat dari segi ekonomi mungkin aku rugi. Mana
ada printer bagus dijual seratus ribu. Kemudian aku berpikir kembali,
mengingat asal printer itu bermula, peran printer itu buatku, ditambah
faktor keberuntungan si Mba, rasa sesal itu sirna.
Omong-omong,
aku mendapat printer itu hasil dikasih seorang teman kost. Dia hendak
pulang ke kampung halamannya dan malas membawa printer itu. Jadi, apakah
aku rugi menjualnya dengan harga murah? Aku rasa tidak. Semua untung.
Aku menerima uang hasil jual beli tanpa modal, si Mbak pembeli mendapat
printer dengan harga rendah.
0 komentar:
Posting Komentar