Setelah kemunculan facebook begintu booming di masyarakat
dunia, media sosial lainnya saling
bermunculan seperti jamur di musim hujan. Sebut saja ada Twitter dengan 140
karakternya, ask.fm tempat kita berkepo ria, tumbler yang jadi saingan berat
blogspot dan wordpress, path tempat kita
memamerkan keseharian kita, instagram
tempat berbagi foto dan video, whatsAppyang berdaing dengan line menggantikan
teknologi sms, dan setumpuk media sosial lain yang saking banyaknya jadi susah
disebut satu per satu. Bahkan youtube yang semula hanya kanal untuk berbagi
video kini bertambah fungsinya sebagai tempat orang bercerita ke dalam sebuah
vlog.
Media sosial sudah menjadi candu bagi generasi milenial seperti
sekarang. Kita merasa ada yang kurang bila sehari saja tidak membuka media
sosial.
Adanya media sosial sangat berdampak bagi hubungan
perorangan. Media sosial seolah
mendekatkan yang jauh tapi di saat bersamaan juga menjauhkan yang dekat. Kita
tentu merasa kesal bila sedang berhadapan dengan orang yang kita kenal tapi dia
mengacuhkan kita dan sibuk dengan gadget dan media sosialnya.
Merebaknya hoax atau berita menyesatkan juga tidak lepas
dari peran media sosial. Mudahnya menyebarkan tulisan tanpa perivikasi dulu
kebenarannya embuat berita berita yabg tidak benar banyak merugikan orang.
Banyak orang yang terkena masalah lantaran media
sosial. Ada artis A yang dipenjara
karena videonya saat berhubungan sex menyebar luas. Ada seorang gubernur yang dipenjara karena pidatonya
dianggap menistakan sebuah agama dan videonya tersebar di media sosial. Ada seorang habib yang buron karena
percakapan fulgarnya di media sosial tersebar luas di internet. Ada anak bungsu presiden yang dilaporkan
polisi karena membuat vlog yang dianggap menghina. Dan buaaanyak lagi contoh kasus lainnya.
Seperti pisau bermata dua,
media sosial juga memiliki manfaat dan kegunaan yang sangat besar. Namun
bila kita tidak bijak menggunakannya,
boleh jadi media sosial akan berbalik menyerang dan merugikan kita.
0 komentar:
Posting Komentar