Just Turn Off Our Television

Sudah lama gue merasa muak, lelah, risih, jengah dengan acara-acara yang ditayangkan di pelbagai stasiun televisi indonesia. Dari 24 jam dan sekian banyak stasiun tivi swasta yang tayang, hanya beberapa acara saja yang masih mementingkan kualitas acara, bukan rating semata.   Hanya sedikit acara yang masih sesuai tema dan fokus pada tema.  Acara musik lebih mirip talkshow, lawak lawakan, lomba tujuh belasan, sedangkan acara lawak malah menjadi ajang ledek ledekan dan hina-hinaan muka.  Sinetron yang tayang bukannya menghibur dan menyisipkan pesan moral malah dijadikan ajang pamer, cinta-cintaan, dan perih perihan semata.  Tayangan berita sudah hilang sikap netralnya. seolah memihak dan mendukung kepentingan satu pihak saja, bukan mengedepankan sisi informatif.

Paling parah acara sinetronnya. Belum tamat manusia-manusia yang bisa berubah jadi serigala atau harimau, muncul segerombol geng motor yang suka pamer. Yang dimuat kebanyakan cinta-cintaan ga jelas yang membuat bocah SD sudah mau pacar-pacaran.  Lihat bagaimana dahsyatnya sinetron sampai bisa merubah perilaku manusia, menggeser zaman dengan drastisnya.  Jangan jangan suatu saat nanti, bocah 10 tahun sudah keluar sperma... mengerikan.

Ada lagi acara musik yang ketukar dengan acara komedi.  Tema acaranya sih musik, tapi musik yang diputer gak lebih dari 10 persen waktu tayang. Belum lagi musik yang ditampilkan kebanyakan dari pemusik-pemusik baru yang "terburu" mengejar popularitas semata.  Memang tak semua.  Tapi kebanyakan.

Acara komedi berubah jadi ajang hina-hinaan.  Semacam masak aer biar mateng. Kalo udah mateng siram ke muka lo. Dialog semacam "muka lo kayak pantat" sudah tidak asing di telinga.  Belum lagi acara tabur-taburan tepung dan bedak, yang membuat si "komedian" terlihat semakin idiot saja.  Anehnya, mereka masih saja ditertawakan.

Kita memang tidak bisa men-stereotipe semua acara yang tayang.  Masih banyak acara-acara bermutu yang tayang di stasiun televisi tertentu pada jam-jam tertentu. Gue bertepuk tangan pada stasiun Net. tv yang banyak menampilkan acara-acara "serius". Acara musik semacam blcakout patut dipertahankan.  Konsepnya memang rada-rada mirip MTV dulu.  Tapi setidaknya mereka masih sungguh sungguh mengusung tema musik.  Ada lagi terobosan asik kayak Music Everywhere.  Selain menampilkan musik, acara ini juga informatif mengulas sisi musisi yang banyak orang belum mengetahuinya. Atau acara informatif seperti Selamat Pagi yang banyak memberi info-info yang segar bagi kita.

Untuk acara sinetron, gue salut sama sinetron Preman Pensiun yang tayang di RCTI. Selain menjadi tontonan yang menghibur, sinetron ini juga menampilkan tuntunan bagi penontonnya.  Banyak pesan-pesan moral yang bisa kita ambil dari ceritanya.  Dan yang pasti, tidak ada unsur cinta-cintaan berlebihan atau pamer kekayaan dan kedudukan, atau konflik batin dimana yang baik selalu kalah dan merana hidupnya.

Memang tak mudah bagi kita untuk "memaksa" para pengurus stasiun tivi di negeri ini untuk menampilkan tayangan tayangan yang selain menghibur juga mendidik.  Tapi setidaknya kita harus bisa memilih tayangan-tayangan mana yang layak kita saksikan. Jika sama-sama muak, matikan saja televisi kita...



Salam Ramah
Bogor, 10  Februari 2016

0 komentar:

Posting Komentar