Welcome to (not) Indonesia
Jujur saja ada rasa sedih melihat gambar ini. Gambar ini seakan mengatakan bahwa “Pelanggaran hukum sudah biasa terjadi di Indonesia.” Lagi lagi kita menyalahkan Indonesia, lagi lagi kita menganggap negara kita sendiri sebagai negara tak beradab dan tak berperaturan. Kita seolah mengenalkan pada dunia bahwa inilah wajah asli Indonesia. Kita gagal melihat bahwa Bapak Bersepeda yang mengingatkan para polisi dan pengendara motor besar itu pun adalah orang Indonesia. Berhentilah menyalahkan Indonesia. Bukan Indonesia-nya yang salah, tapi para pendirinya seperti penegak hukum, pemerintah, bahkan termasuk diri kita sendirilah yang salah.
Sadar atau tidak, kita terlanjur pasrah dengan keadaan negara kita yang seperti ini. Kita terlanjur menerima apa yang terjadi sebagai wajah asli Indonesia. Sebagian dari kita (termasuk saya) bisanya hanya “ngedumel” di belakang bila ada ketidak nyamanan atas negara ini tanpa sedikitpun melakukan perubahan.
Saya sendiri memang pernah, bahkan sering menyaksikan ulah “oknum” polisi yang dengan sengaja melanggar peraturan. Saya pun pernah merasakan bagaimana komplotan bermotor gede dengan semena-mena menguasai jalan raya seolah jalan itu dibuat untuk mereka. Tapi toh masalah tidak akan selesai dengan hanya menyalahkan mereka. Masalah tidak akan selesai dengan hanya berkata “Inilah Indonesia” tanpa ada upaya untuk merubahnya. Justru kita seharusnya berkata “Ini bukan Indonesia!” Harus ada upaya untuk melakukan perubahan, misalnya ya dengan mengingatkan mereka seperti yang Bapak Pengendara sepeda itu lakukan.
Akhirnya, saya jadi teringat salah satu lagu Pandji Pragiwaksono yang berjudul Tangan Kotor yang liriknya berbunyi seperti ini:
Alunanku pelan agar kau pahami
Alunanku pelan agar kau pahami
Ku ulangi tadi agar kau mengerti
Ada yang lebih penting dari pamer teknik
Diam salah, Bicara salah
Kau pro kemajuan tapi tak mau tanganmu kotor
Perubahan apa yang kau harap dari hanya mencela
Ku serba salah
Dari luar kita sering menilai
Jelek di cerca, bagus tak jadi bahan cerita
Entah apa tolok ukur akan kesuksesan negara
Kau meradang di matamu
kemiskinan buat Indonesia terbelakang
Kau sendiri tak pernah lakukan apapun
tuk hapus angka kemiskinan, kau curang, kawan
Gulung lengan baju
Tangan kotor, tubuh berpeluh
Kalau nggak kotor, nggak belajar, nggak maju
Bangun negara dari bawah dulu
Lihat Ibumu, walau ada pembantu
tetap beres beres rumah, tetap mau nyapu
Rasa memiliki membedakannya dan kamu
rumah itu miliknya, bukan milik pembantu
Kini lihat keluar, lihat potret bangsamu
GodBless bilang ini rumah kita ingatkah lagu itu
Kalau negara berantakan di matamu
Apa kau yang bereskan atau main suruh
Rasa memiliki Indonesia
Penting untuk tahu kesehatan bangsa
Rakyat merasa lebih tau dari pemerintah
Pemerintah diam-diam menyimpan agenda
Hubungan yang didasari rasa curiga
Hadirkan keraguan dan tak percaya
Kalau kita takut-takut di perempatan
Mobil gak jalan-jalan, kapan sampai tujuan
loe gak berhak mengeluh indonesia adalah negara yang miskin
kalo loe gak pernah melakukan apapun untuk menghapus angka kemiskinan
loe gak berhak mengeluh indonesia adalah negara yang terbelakang
kalo loe gak pernah memajukan indonesia
Seperti Aa Gym bilang, untuk melakukan perubahan, lakukanlah dengan 3M: Mulai dari hal yang kecil, Mulai dari sekarang, dan Mulai dari diri sendiri.
Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 70
Merdekalah negaraku, Merdekalah Indonesiaku!
Taofik Sy.
Bogor 16 Agustus 2015
Gambar diambil dari sini
0 komentar:
Posting Komentar