Jogja - Bab II Malioboro




Keluar dari stasiun hari sudah cerah.  Porter dan tukang ojek langsung berhamburan menghampiri siapa saja yang terlihat berjalan dari pintu keluar.  Ada kesamaan dari orang-orang ini:  mereka sama sama punya pekerjaan sampingan yaitu sebagai duta promosi motor sewaan.  Kebanyakan dari mereka tidak cukup ditolak sekali saja alias setengah memaksa.  Kita sudah bilang akan berjalan kaki saja, mereka terus saja menawarkan.  Satu tips untuk orang yang tidak berniat naik ojek, pakai jasa porter, atau menyewa motor di sekitar stasiun adalah hindari kontak mata langsung dengan para oenjaja jasa ini.  Cara ini cukup ampuh walau masih juga ada satu-dua yang kebal dan tetap menawari kita jasa mereka.

Tujuan pertama kami adalah Malioboro.  Selain untuk berkunjung ke jalan paling terkenal di Jogjakarta ini adalah sekalian untuk mencari penginapan.  Jarak Stasiun Lempuyangan-Malioboro menurut Google Map cukup ditempuh setengah jam berjalan kaki.  Iya, teknologi sangat membenatu buat kita yang belum hafal jalan.  Apalagi bagi yang belum terbiasa berwisata.   Lewat google kami bisa tahu letak tempat-tempat untuk tujuan wisata.  Lewat google pula kami mendapat info penginapan-penginapan yang menyediakan berbagai fasilitas dengan harga yang terjangkau untuk isi dompet yang pas-pasan.  Jadi sebaiknya telfon pintar kita harus senantiasa terisi batere.  Untungnya di kereta maupun di stasiun sudah tersedia banyak tempat isi ulang ponsel dengan gratis. 

Sampai di tulisan “JL. MALIOBORO” yang terkenal, belum banyak orang di sana.  Tapi dengan sekejap mata, orang-orang berbondong datang juga ke tempat ini.  Kami jadi hanya memiliki sedikit waktu untuk berfoto di sana.  Sempat terpikir kenapa sebuah tulisan nama jalan bisa menjadi objek yang menarik untuk dijadikan latar belakang sebuah foto.  Tidak masuk logika.  Satu satunya alasan banyak orang yang ingin berfoto di sana karena banyak orang sebelum mereka juga berfoto di sana.  Viral!  Hingga dua malam berada di sana, aku sadar alasannya.  Malioboro adalah icon Jogjakarta.  Jantungnya Jogjakarta.   Belum genap kedatangan kita ke Jogjakarta bila tidak datang ke Malioboro.

0 komentar:

Posting Komentar