Paradoks Keadilan

Maha adil-nya Tuhan bukanlah sesuatu yang perlu kita ragukan lagi kebenarannya. Semenjak kita kecil guru guru agama dan orang tua kita pasti telah berkali kali menanamkan di pikiran dan hati kita bahwa semua yang terjadi di dunia merupakan kehendak Tuhan dan pasti berdasar pada pertimbangan keadilan. Selalu ada alasan di balik sebuah kejadian.

Ke-mahaadil-an Tuhan pasti berlaku juga atas pertanyaan pertanyaan yang mungkin sering kita ajukan: Mengapa orang yang sangat menginginkan kehidupan justru harus meninggal dini sedangkan orang yang sudah renta dan bosan malah dipanjangkan umurnya (?). Mengapa ada orang yang kesana kemari mencari donor organ dalamnya, sementara di lain sisi ada orang yang (tega) mengakhiri hidupnya sendiri (?). Mengapa ada orang yang untuk makan saja harus memelas bantuan tetangga dan ada pejabat yang sudah kaya raya masih saja memakan uang rakyatnya (?).

Kemudian bila kita runut dari awal mungkin ada sangkut pautnya dengan janji keadilan Tuhan yang lain, bahwa setiap hal selalu datang berdampingan. Kebaikan-keburukan. Pahala-dosa. Anugerah-siksa. Awal-akhir. Dunia-akhirat. Neraka-Surga. Siapa yang menanam, dia yang menuai. Bahwa bila manusia tidak bisa bersikap adil, Tuhan sendiri yang akan turun tangan menegakannya, entah di dunia atau di akhirat kelak

0 komentar:

Posting Komentar