Menulis

Malam ini saya senyum-senyum sendiri membaca tiap komentar yang diberikan pada sebuah  tulisan saya. Ternyata menulis, mengeluarkan semua gagasan di dalam pikiran menjadi sebuah tulisan, tidak semudah yang selama ini saya pikirkan. Selama ini saya berpikir dengan menulis, orang yang membaca akan begitu saja mengerti maksud yang saya tuju. Saya belum bisa memposisikan diri sebagai penulis sekaligus pembaca yang memiliki berbagai pemahaman di kepalanya.

Menulis ternyata tidak mudah.  Salah-salah memilih diksi, salah-salah menyusun kalimat, maksud dari tulisan yang kita tulis bisa menjadi kabur maknanya. Ibaratnya kita sedang menggambarkan sebuah gayung, kita mendeskripsikan sesuai dengan pandangan kita bahwa bentuk gayung itu demikian. Kita mengira gayung adalah sesuatu yang tidak asing lagi sehingga apa yang kita gambarkan  akan dengan mudahnya dipahami.Saya lupa mengatakan ukuran volume gayung rata-rata demikian.  Akhirnya, pembaca malah mengira saya sedang menggambarkan sebuah cangkir.

Sayangnya, saya adalah orang yang lebih senang membiarkan begitu saja kesalahpahaman yang sudah terlanjur ada dibanding harus berkoar-koar memberi penjelasan lanjutan.  Bila orang terlanjur mengira yang saya gambarkan adalah sebuah cangkir, maka biarlah mereka tetap mengira itu cangkir. Akan sulit mengubah pikiran yang "bebal" (terlanjur tertanam dalam dalam).


Maka bijaklah orang yang berkata "Ketika kita belajar, tempatkanlah diri kita sebagai orang yang tidak tahu, kemudian ingin mencari tahu.  Dengan demikian, semua ilmu yang kita pelajari tidak akan mental karena ketinggian hati kita sendiri"


Salam
tsy

0 komentar:

Posting Komentar