Mimpi

Setahun lebih gak ketemu ternyata masih bisa mimpi tentang dia.  Meski mimpinya absurd dan bukan tentang cinta, tetap saja menyenangkan.  Mimpi tentang dia memang tidak pernah tidak menyenangkan.

Di mimpi itu kita lagi jalan jalan ke sebuah desa kecil bersama teman-teman yang lain. Absurdnya mimpi itu, kita semua diajarin cara sholat.  Anehnya dalam sholat itu ada adegan istirahatnya sebelum rukuk.  Dalam istirahat itu imam memberi nasehat, percis ketika pembina upacara memberi amanat dalam upacara bendera di sekolah hari Senin.  Dan yang gak kalah absurdnya lagi,  di mimpi itu ada Paramore manggung di pedesaan gitu, mirip acara dangdut di nikahan-nikahan di kampung.

Di mimpi itu aku masih suka nyuri-nyuri pandang ke arah dia, merasakan sesuatu yang aneh ketika melihat dia tertawa lepas, mirip di adegan nyatanya. Cara dia tertawa pun benar-benar mirip dengan aslinya, matanya sipit hampir ketutup ketika dia tertawa.

Adegan terakhir di mimpi itu adalah kita semua sedang pergi ke suatu tempat dan di tengah jalan kehujanan.  Kita berteduh di teras sebuah bangunan.  Karena kelaparan kita pergi menerobos hujan ke suatu warung .  Di warung itu aku membeli roti lapis warna hijau yang waktu kecil dulu sering aku makan. Ketika makan roti itu tanpa sadar dia sudah berada tepat di belakang tubuhku sambil tertawa. entah apa yang membuat dia tertawa.  Habis itu aku bangun.

Orang bilang mimpi hanyalah bungan tidur.  Mungkin memang benar adanya.  Kita tidak bisa memilih untuk bermimpi apa malam ini.  Tapi aku pikir, mimpi juga dipengaruhi keadaan alam bawah sadar kita. Buktinya, kita sering mendapati orang yang kita kenal berada di dalam mimpi kita. Mungkin ketika kita memimpikan seseorang, sebelum itu secara tidak sadar di alam bawah sadar kita menyelinap pikiran tentang orang itu.  Entahlah.








M17



0 komentar:

Posting Komentar