Berbicara pada Diri Sendiri



Ketika kelas 2 SMP, aku ingat betul ada materi tentang menulis catatan harian. Waktu itu guru kami bahkan mewajibkan tiap murid di kelas untuk memiliki buku dan menulis dua buah catatan harian. Isinya bebas. Entah tentang pengalaman, cerita, atau apa saja yang ingin kami tulis di sana. Dan itu dikumpulkan. Setelah beliau memeriksa format catatan harian kami, buku kami pun dikembalikan.

Setelah pelajaran itu, aku tetap menulis catatan harian. Dulu aku bahkan bisa tiap hari menuliskan peristiwa yang aku alami di hari itu. Menulis catatan harian ternyata menyenangkan. Kita bisa curhat di sana, kita bisa menceritakan segala sesuatu tanpa takut mendapat penghakiman orang lain. Memiliki buku harian juga rasanya seperti memiliki kapsul waktu. Kita bisa mengenang kejadian kejadian yang telah kita lewati yang selama ini telah hilang dari memori kita.

Buku harian adalah alat bagi kita untuk berbicara pada diri kita sendiri. Kita bisa menceritakan perasaan apa yang sedang kita rasakan, kita bisa menuliskan apa yang kita ingin capai di masa depan, kita bahkan bisa menceritakan siapa sebenarnya diri kita sendiri tanpa takut akan penilaian orang lain.

Coba kita ingat-ingat lagi kapan terakhir kita berbicara pada diri kita sendiri, entah itu lewat tulisan atau lewat perenungan diri? Jangan jangan kita sudah lama kehilangan diri kita sendiri. Jangan jangan kita sudah tidak mengenal lagi siapa diri kita sendiri, kita sudah tidak tahu lagi apa yang sebenarnya ingin kita dapatkan di dunia ini.

0 komentar:

Posting Komentar