********
Kembali lagi aku ingin menanyakan keberadaanku di muka bumi ini, bahwa nafas masih mengalir keluar masuk alveolus entah lewat mulut atau hidung, bahwa darah masih mengalir dipompa jantung, bahwa nadi masih berdenyut tanda belum dicabutnya nyawa dari badan.
Seseorang dikatakan masih nyata apabila dia bisa dilihat, didengar, atau dirasakan sentuhannya. Aku meragukan itu semua masih ada padaku, ketika panggilanku tak dideongar seolah suara yang dengan susah kukeluarkan adalah angin belaka yang berhembus bahkan tak sampai pada gendang telinga, ketika aku melintas seolah orang orang tak melihat keberadaanku di sana, ketika sentuhan, ah sudahlah...
Bagiku, manusia di sekelilingku justru tak ada bedanya dari robot yang telah terprogram untuk melakukan sesuatu. Tak ada nurani lagi dalam dirinya yang membuat ia berlaku selayaknya manusia: saling mengasihi dan mencintai. Yang ada dikepalanya hanya "menguntungkan atau merugikan", buat apa didekati jika tak bisa mendatangkan untung.? Bagi mereka, perbedaan adalah suatu hal tabu. Maka ketika orang sepertiku hadir, yang tampak hanyalah orang cacat dan pesakitan. Apa yang ada padaku adalah borok yang mudah menular bahkan hanya dengan memandangnya. Tak heran ketika aku melintas, tak satupun orang yang sudi mengindahkanku.
Begitulah adanya; aku melawan dunia. Tentu pihak yang salah dan yang salah adalah diriku sendiri hingga buangan menjadi kata yang pantas untuk diriku. Hina. Sampah sepertiku memang tak berguna. Tapi asal kau tahu saja, aku tak butuh kalian semua!
0 komentar:
Posting Komentar