Farewell Part(y)

Day 17
********


Baiklah kamu benar dan aku salah.  Tidak perlu ada ucapan perpisahan karena memang perpisahan bukan untuk dirayakan. Lagipula perpisahan hanya ilusi belaka.  Kita hanya hilang saja dari pandangan mata masing masing.  Sejatinya selama nyawa masih menggerakkan raga, tidak ada yang namanya perpisahan. Kita masih menjunjung langit yang sama.  Kita masih memijak tanah yang sama. Dan kita masih berada di bawah bulan dan matahari yang sama.  Maka mulai sekarang, mari hapus kata goodbye dan selamat tinggal dari kosakata kita masing masing.




***

Bagi jiwa lapuk sepertiku, susah sekali memahami bahwa setiap manusia harus tetap tumbuh, dan setiap pertumbuhan pasti dibarengi dengan perubahan.  Sulit pula bagiku untuk memahami bahwa manusia tak ubahnya adalah pengembara waktu, yang akan terus berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Maka ketika satu orang yang kucintai pergi menghilang dari pandanganku--melanjutkan perjalanannya--, sebagian dari diriku turut hilang bersamanya.


Bukan perpisahan yang aku sesalkan, hanya waktu kebersamaan yang terlalu singkat.

Padahal yang kuinginkan sederhana:  ketika rambutku telah memutih, badanku telah bungkuk, dan jalanku tak tegap lagi, aku ingin bisa duduk di depan televisi yang sengaja tidak kunyalakan, atau duduk di depan rumah ketika malam menjelang, melihat bintang bintang yang ada di langit sambil menampilkan lagi kenangan kenangan hidup yang dulu pernah kualami.

0 komentar:

Posting Komentar